Berdiri di Tanah Bekas Bar dan Room, Anak-anak Dapat Makan Malam Gratis
MENGAJI: Seorang anak membaca Iqro di Mushalla Al- Arva, Kamis (1/8/2024). FOTO : ANTARA/TUYANI --
Cerita Mushalla Al-Arva di Eks Lokalisasi Payosigadung
Lantunan surah-surah pendek dari kitab suci Al Quran terdengar bersahut-sahutan dari sudut mushalla berwarna putih yang baru dibangun pada tahun lalu itu. Mushalla itu berada persis di eks lokalisasi Payosigadung Jambi.
---
BEBERAPA anak duduk berkelompok, mengelilingi guru mengaji mereka. Dua ustadz dan seorang ustadzah memandu anak-anak itu menghafal ayat demi ayat.
Masing-masing murid mulai menyetor hafalan surah, sambil diselingi obrolan ringan dan canda tawa.
Belum banyak yang tahu keberadaan mushalla ini, letaknya di kawasan yang kontroversial itu diapit oleh padatnya bangunan rumah warga.
Mushalla Al-Arva menjadi satu-satunya tempat ibadah yang berdiri di tengah-tengah kawasan eks lokalisasi Payo Sigadung, Kota Jambi.
BACA JUGA:Mahasiswa UI Luncurkan Program Edukasi Seks untuk Anak Disabilitas dengan Metode Interaktif
BACA JUGA:Polisi Malaysia Periksa Dugaan Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Rumah Penitipan
Letaknya tepat di Jalan Syailendra Gang 5, Kelurahan Rawasari, Alam Barajo. Mushalla ini dibangun secara sukarela oleh salah seorang warga. Wiwin AS namanya. Perempuan berusia 34 tahun ini mendirikan mushalla di atas bangunan bekas room dan bar di kawasan lokalisasi.
Kepada ANTARA, Wiwin bercerita bagaimana awalnya mushalla ini bisa terbangun, yang kemudian saat ini juga menjadi tempat pendidikan Al Quran.
Ide membangun mushalla berawal dari rengekan anak bungsunya. Saat itu, Arva, anak Wiwin, selalu meminta dibangunkan sebuah masjid karena dia gemar bermain dan mewarnai gambar kubah.
"Bunda, kapan kita buat masjid," celetuk Wiwin menirukan permintaan putra bungsunya kala itu.
"Besok kita buat ya, Sayang," kata Wiwin mengulang kembali obrolannya bersama Arva beberapa waktu lalu.