Budi Daya yang Baik, Satu Pohon Bisa Menghasilkan 10 Kg Kopi Basah

MENGOLAH KOPI: Seorang pekerja di pengolahan kopi di Temanggung menyangrai kopi. FOTO: ANTARA/HERU SUYITNO --

Petani kopi warga Kledung, Tohar, mengatakan, agar petani selalu menjaga kualitas dan produktivitas tanaman karena tidak menutup kemungkinan harga kopi bakal meningkat lagi.

Untuk menciptakan sebuah rasa kopi yang berkualitas memang ada standar operasional prosedurnya sehingga tidak sembarangan untuk meningkatkan hasil petani itu harus merawat tanaman guna menghasilkan kopi yang berkualitas.

Semua upaya tersebut dilakukan petani kopi agar hasil panen mereka punya nilai tawar. Akan tetapi kalau kalau petani kopi petik sembarangan, mereka bakalan merugi karena rasa tidak enak. Memang ada tahapan untuk itu untuk menghasilkan kopi bermutu.

Saat ini petani kopi di Temanggung sedang menikmati keuntungan dari hasil panen, mengingat harga jual tinggi kopi pada panen tahun ini dan kemarin meningkat dua kali lipat.

Kopi jenis robusta yang sebelumnya Rp30.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp75.000 per kilogram, sementara untuk kopi arabika naik dari harga Rp65.000 hingga Rp70.000 menjadi Rp150.000 per kilogram.

Kenaikan harga terjadi sejak musim panen tahun 2023 karena pasokan kopi dari Vietnam dan Brasil, yang biasa membanjiri pasaran, berkurang. Selain karena tanaman terserang hama penyakit, di Vietnam petani mulai beralih ke tanaman durian.

Kebun kopi di Temanggung memiliki luas lahan sekitar 14.500 hektare, terdiri atas 12 ribu hektare kopi robusta dan 2.500 hektare adalah kopi arabika, dengan rata-rata hasil panen 1,1 ton per hektare.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Temanggung Joko Budi Nuryanto minta petani kopi di Temanggung untuk tetap mempertahankan kualitas kopi, apalagi selama ini kopi Temanggung dikenal sebagai kopi yang mempunyai kualitas terbaik.

"Jadi, kualitas kopi harus dipertahankan, jangan sampai karena harga jual kopi saat ini mahal, petani tidak lagi peduli dengan kualitas kopinya," katanya.

Panen raya kopi robusta biasanya berlangsung sampai pada akhir bulan Juni atau Juli setiap tahunnya. Masa panen kopi cukup panjang karena petani harus menunggu merah untuk dipanen.

Meskipun harga kopi cukup tinggi, petani diminta tetap menjaga kualitas dengan memetik kopi merah.

Petani kopi harus tetap melakukan petik merah demi menjaga kualitas kopi Temanggung. Harga yang tinggi ini jangan membuat euforia terhadap masyarakat petani kopi.

Kualitas kopi harus tetap dijaga. Petani kopi jangan sampai dengan harga yang tinggi ini justru menjatuhkan para petani kopi ke depan.

Kopi robusta di Kabupaten Temanggung ditanam di dataran rendah seperti di Kecamatan Kaloran, Jumo, Candiroto, Pringsurat, dan Wonoboyo, sedangkan jenis arabika dikembangkan di dataran tinggi seperti Kecamatan Kledung.

Kopi jenis robusta dan arabika yang dibudidayakan petani di Kabupaten Temanggung kini semakin diminati oleh masyarakat dalam negeri maupun luar negeri.

Tag
Share