Bukan Perkara Mudah, Tapi Mereka Punya Pelaung
HARI DISABILITAS INTERNASIONAL: Alif Irawan (dua dari kanan) bersama Sri Rahayu (tengah) saat hadir dalam perayaan Hari Disabilitas Internasional di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (3/12/2024). --
Membuka Akses Kerja Untuk Kelompok Difabel di Cirebon
DENGAN dukungan yang tepat, kelompok difabel dapat memberikan kontribusi signifikan untuk sektor industri. Seperti apa?
ALUN-alun Kecamatan Lemahabang di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, berubah menjadi pusat perayaan inklusivitas pada awal Desember 2024. Orang-orang berkumpul di sana untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional.
Di tengah udara yang sejuk, tenda-tenda pameran UMKM berjejer rapi. Beberapa orang mengamati produk-produk hasil karya kelompok difabel, mulai dari anyaman bambu, tas rajut, hingga olahan makanan khas Cirebon.
Pada sudut lain, mural besar tengah digarap bersama oleh relawan, siswa sekolah, dan komunitas difabel.
Lukisan mural bertuliskan “Tidak Ada Manusia Cacat, yang Ada Manusia Malas” seolah menggambarkan semangat kelompok difabel di Cirebon yang menggaungkan semangat kesetaraan dan mendobrak keterbatasan.
Goresan cat berwarna cerah pun tersemat pada beberapa tembok, yang menggambarkan tangan-tangan saling menggenggam dan menunjukkan simbol persatuan.
Di tengah keramaian itu, seorang lelaki bernama Alif Irawan memperhatikan beberapa mural yang sudah terbentuk. Pemuda ini terlihat canggung, meski senyum tak lepas dari wajahnya.
Dia hadir dalam acara tersebut sebagai tamu spesial. Sebab pemuda itu baru saja mendapatkan kesempatan untuk menjadi peserta magang di salah satu pabrik wiring harness (kabel kendaraan).
Sebagai seorang tuli, Alif awalnya ragu. Mampukah ia bekerja di pabrik yang memproduksi kabel kendaraan?
Namun, berkat pelatihan khusus dan dukungan fasilitas ramah difabel, pemuda asal Cirebon itu sudah memantapkan semangatnya untuk terjun ke sektor industri.
“Aku tuli, tetapi kemampuan aku sama dengan yang lain. Dengan bekerja di sini, aku merasa dihargai,” ujarnya menggunakan bahasa isyarat.
Bagi Alif, kesempatan magang ini adalah pintu awal untuk meraih mimpi-mimpinya, serta membahagiakan keluarganya.
Selain itu, menurut dia, belajar langsung dengan bekerja di pabrik bisa menjadi ajang atau bentuk pengakuan bahwa ia mampu setara.