Pekerjaan Belum Teken Kontrak Karena Efek Efisiensi, Gapensi Jambi Minta Pemerataan Kegiatan

Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi Ivan Wirata --
Tukang dan Toko Bangunan Gigit Jari
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO-Efek efisiensi anggaran Transfer ke Daerah (TKD) ternyata berdampak besar bagi dunia konstruksi di Jambi. Hingga hari ini Ketua Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Provinsi Jambi Ritas Mairiyanto mengklaim pihaknya belum mendapatkan kontrak pekerjaan.
Akibatnya semua terdampak efek domino ini. Garansi menyayangkan efisiensi yang merugikan kehidupan masyarakat banyak ini.
“Seperti dari segi tukang yang tak bekerja, pekerja lapangan yang tak bekerja menyebabkan ekonomi menjadi anjlok,” ungkap Ritas kepada Jambi Ekspres.
Dampaknya jelas dan menyeramkan, tukang (pekerja bangunan) kata dia, tidak bisa menyekolahkan anak.
BACA JUGA:Ada Transaksi Miliaran Rupiah Terungkap Saat Rekonstruksi Kasus Narkoba Helen CS
BACA JUGA:Peresmian Jalan Khusus Batu Bara Molor Terkendala Konstruksi Belum Kering
“Semua terdampak seperti tempat beli material dan barang juga lesu, Karena tak ada perputaran duit dengan efisiensi apalagi anggaran dipotong,” ucapnya.
Ritas mengakui, ia belum mendapat angka pasti pemangkasan anggaran di infrastruktur di pemerintah daerah. Namun, ia tak menampik jumlahnya bisa dipotong setengahnya, bisa 50 persen berkurang.
Karena hal itu, roda ekonomi di sektor konstruksi saat ini menjadi tak bergerak.
"Bahkan yang mendapatkan pekerjaan itu hanya orang-orang tertentu," sebut Ritas.
Karena hal itu, Ritas meminta kebijakan pemerintah untuk bisa menyikapi efisiensi ini. Ritas berharap pihaknya diundang pemerintah untuk duduk bersama.
"Agar jika ada pekerjaan bisa dilibatkan yang tergabung dengan organisasi daerah resmi ini. Artinya ada pemerataan jangan hanya satu dua orang," harapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jambi Sudirman mengakui pedoman dari efisiensi dalam Inpres nomor 1 tahun 2025, Pemprov Jambi menginventalisir harus menunda belanja anggaran sebanyak Rp318 Miliar pada tahun 2025 ini.