Sarolangun Targetkan Raih Penghargaan Adipura Kencana pada 2025
Kadis LHD Sarolangun, Kurniawan--
SAROLANGUN, JAMBIEKSPRES.CO– Dinas Lingkungan Hidup Daerah (LHD) Kabupaten Sarolangun menargetkan meraih Adipura Kencana, penghargaan tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI dalam penilaian Adipura Tahun 2025.
Kepala Dinas LHD Sarolangun, Kurniawan, menyampaikan bahwa penilaian Adipura saat ini masih berlangsung dan dijadwalkan berakhir pada Desember 2025.
Pihaknya optimistis Sarolangun berpeluang besar mendapatkan Adipura Kencana.
"Target kita jelas, yaitu Adipura Kencana. Dulu syaratnya harus tiga kali berturut-turut meraih Adipura biasa, tapi sekarang bisa langsung ke Kencana jika memenuhi semua kriteria. Kita tentu berharap bisa meraihnya," ujar Kurniawan, Senin (11/8).
Empat Kategori Penghargaan Adipura
Kurniawan menjelaskan, penilaian Adipura terbagi menjadi empat kategori, yaitu:
-
Adipura Kencana – Penghargaan tertinggi bagi daerah dengan pengelolaan lingkungan hidup yang inovatif dan berkelanjutan, terutama di bidang persampahan, kebersihan, dan ruang terbuka hijau.
-
Anugerah Adipura – Diberikan kepada kabupaten/kota yang memenuhi kriteria penilaian Adipura secara umum.
-
Sertifikat Adipura – Diberikan kepada daerah yang menunjukkan peningkatan nilai penilaian dari tahun sebelumnya.
-
Plakat Adipura – Diberikan untuk lokasi tematik terbaik, seperti pasar, taman kota, dan lainnya.
Menurut Kurniawan, fokus utama penilaian berada pada pengelolaan sampah. Kabupaten Sarolangun saat ini telah memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan sistem sanitary landfill, yang menjadi salah satu syarat utama dalam meraih Adipura Kencana.
“Selain sanitary landfill, tidak boleh ada Tempat Pembuangan Sementara (TPS) liar. Namun, peran serta masyarakat sangat penting, terutama dalam memilah sampah dari rumah dan membuangnya di tempat yang semestinya,” tegasnya.
Kurniawan menekankan bahwa tujuan utama dari program Adipura bukan hanya soal pencapaian prestise, tetapi sebagai upaya mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan.
“Adipura bukan semata-mata soal penghargaan. Ini tentang membangun budaya hidup bersih, memilah sampah, dan tidak membuang sampah sembarangan. Jika itu dilakukan, usia pakai sanitary landfill kita juga akan lebih panjang,” jelasnya.
Ia menambahkan, tidak semua daerah memiliki fasilitas sanitary landfill. Banyak daerah saat ini justru mengalami penutupan TPA karena tidak memenuhi standar pengelolaan yang ramah lingkungan.
“Ada ratusan daerah yang TPA-nya ditutup karena tidak memakai sistem sanitary landfill. Jadi, kita bersyukur Sarolangun sudah memulainya dan tinggal menjaga serta meningkatkan kesadaran bersama,” pungkasnya. (*)