Stockpile PT. SAS Tak Bisa Dipaksakan, Walhi Jambi: Bisa Tempuh Advokasi di Pusat

Direktur Eksekutif Walhi Jambi Abdullah--

Sehingga harus dikaji lagi pembangunan ini stockpile yang katanya hanya 2 hektar ini.

"Sebelum terlambat karena penyesalan selalu datang belakangan," akunya.

Bahkan diungkapkan Abdullah, rekomendasi dari Gubernur Jambi untuk meninjau ulang dan rekomendasi mencabut izin bisa ampuh menyelesaikan masalah.

BACA JUGA:Land Clearing Tak Sesuai Kaedah Lingkungan, Banyak Aturan Dilanggar PT SAS

BACA JUGA:Desak Polda Lakukan Penyelidikan karena Ada Dugaan Indikasi Pelanggaran Hukum PT SAS

"Rekomendasi Gubernur untuk mencabut atau meninjau ulang bisa dilakukan. Atau kalau Pemprov tidak mau biar kawan-kawan yang advokasi ditingkat pusat, kita berjuang di tingkat pusat. Dari Walhi serta banyak orang hebat seperti pengacara di Aur Kenali bisa berkumpul untuk menolak ini," tegasnya.

Sebelumnya, dalam pertemuan Rabu malam, perwakilan RT menyuarakan penolakannya.

Bahkan ada petisi tanda tangan 26 RT di lokasi stockpile batu bara kawasan Aur Kenali Kota Jambi itu. Seperti Ketua RT 23 Tawaf Ali yang menyuarakan lantang penolakan.

Tak hanya itu, ia membawa bukti petisi tanda tangan RT lainnya menolak pembangunan gudang penampungan batu bara itu. "Saya, bersama 26 RT dari Kelurahan Aur Kenali dan Mendalo menolak adanya PT. SAS," ungkap Tawaf Ali.

Pada malam hari itu, Tawaf Ali juga menyerahkan pernyataan penolakan dari warga Aur Kenali dan Desa Mendalo Darat serta Mendalo Laut terhadap jalur khusus batu bara dan stockpile di Aur Kenali.

Pernyataan itu didukung oleh 24 ketua RT, pengurus masjid, tokoh pemuda, dan pengurus lembaga adat.

Tawaf beralasan penolakan pihaknya karena RTRW asalnya di Kota Jambi merupakan lahan permukiman dan pertanian.

Dan dampak ke intake PDAM akan terdampak, dimana ada 20 ribu 3 Kecamatan Alam Barajo, Kota Baru dan Telanaipura yang menderita nantinya jika dilangsungkan pembangunan.

"Dan dibuat  pertambangan ini tak sesuai dengan RTRW Kota, apalagi kita dengar tadi stockpile hanya 2 hektar apa masuk akal, sedangkan mobil angkutan ribuan ," katanya.

Saat dikonfirmasi, Tawaf menyatakan bahwa jika pembangunan stockpile tersebut tetap dipaksakan, maka PT SAS akan berhadapan langsung dengan masyarakat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan