Kualitas Instruktur Pendidikan Vokasi di Indonesia Belum Merata
Siswa-siswi SMK Negeri 1 Seni dan Industri Kreatif Asmat melakukan praktik kerja lapangan di Balai Besar Pendidikan Vokasi Seni Yogyakarta.--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO– Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, menyatakan kualitas instruktur pendidikan vokasi di Indonesia masih belum merata.
“Kita tidak bisa menutup mata bahwa masih ada tantangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah pemerataan kualitas instruktur sebagai pilar utama dalam pembelajaran kursus dan pelatihan,” ujar Fajar saat peluncuran Program Pelatihan 1.100 Instruktur Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta.
Fajar menekankan pentingnya akselerasi peningkatan jumlah instruktur bersertifikat atau kompeten untuk memperbaiki kualitas pendidikan nonformal dan informal di Tanah Air.
“Tanpa instruktur yang cakap, satuan pendidikan sulit menerapkan pembelajaran berkualitas dan menghasilkan lulusan yang kompeten serta berdaya saing,” tambahnya.
Ia juga menyoroti beberapa permasalahan seperti kesenjangan kompetensi dan sertifikasi instruktur, serta keterbatasan akses pengembangan instruktur di sejumlah daerah.
Faktor kesejahteraan dan motivasi instruktur juga menjadi perhatian penting agar mereka tetap berkomitmen memberikan pembelajaran terbaik bagi peserta didik.
Untuk itu, Kemendikdasmen konsisten menjalankan berbagai program peningkatan kapasitas instruktur, salah satunya Program Pelatihan 1.100 Instruktur LKP.
“Ketika satu instruktur naik kelas, puluhan hingga ratusan peserta didik diharapkan ikut meningkat kualitasnya. Melalui pengimbasan praktik baik, dampaknya akan meluas, menghadirkan pemerataan kualitas layanan, memperkuat relevansi dengan dunia kerja, serta berkontribusi pada terwujudnya SDM unggul pada 2045,” ujar Fajar.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Dirjen Vokasi PKPLK) Kemendikdasmen, Tatang Muttaqin, menjelaskan pelatihan ini berlangsung di 70 lokasi dengan delapan bidang keterampilan, antara lain desain grafis, pemasaran digital, aplikasi perkantoran, tata rambut, barista, teknik motor konvensional, teknik motor listrik, dan tata busana.
Menurut Tatang, keberhasilan program ini memerlukan dukungan pemerintah daerah, dunia kerja, organisasi mitra, serta masyarakat.
“Semoga upaya bersama ini memberikan manfaat besar bagi penguatan pendidikan vokasi di Indonesia melalui peningkatan kapasitas instruktur menuju pendidikan bermutu untuk semua,” pungkasnya. (*)