Pengungsi Banjir Mulai Terserang Penyakit, Bungo Perpanjang Tanggap Darurat Banjir
Ilustrasi banjir--
"Longsor seluruh titik yang diinformasikan ke satgas sudah ditangani semua, tapi memang karena adanya keterbatasan alat dan titik longsornya lumayan banyak serta terjadi secara berulang, memang ada yang terlambat (ditangani). Tapi hari ini Alhamdulillah semua sudah tertangani dan (jalan) sudah bisa dilalui," terang Dedi.
Untuk saat ini, tim BPBD Kabupaten Kerinci, kata Dedi masih akan fokus mendistribusikan logistik bantuan ke masyarakat terdampak menyusul surutnya banjir di beberapa wilayah. Di samping itu, dapur umum yang didirikan oleh tim gabungan masih diaktifkan terutama di desa-desa yang masih terdampak banjir parah.
Dari laporan harian Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Sekretaris BPBD Kerinci Andrizal menyampaikan data bahwa selama darurat banjir telah merendam 3.588 unit rumah. Dari total rumah terdampak, sebanyak 26 unit rumah mengalami rusak berat, 49 rusak sedang dan 27 rusak ringan. Insiden ini juga mengakibatkan tiga unit jembatan rusak berat.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bungo resmi memperpanjang masa tanggap darurat banjir dan longsor hingga 12 Januari 2024 mendatang.
Perpanjangan masa tanggap darurat ini setelah banjir susulan yang kembali merendam sebagian besar wilayah kabupaten Bungo.
Di samping itu, masih begitu tingginya curah hujan yang mengguyur wilayah kabupaten Bungo menjadi dasar penetapan masa tanggap darurat bencana tersebut.
“Kami melihat pada dasarnya 16 Kecamatan masih rawan banjir serta ada juga yang rawan longsor, karena intensitas curah hujan masih tinggi," ungkap Bupati H. Mashuri.
Apalagi menurut prakiraan cuaca dari BMKG bahwa puncak hujan di wilayah kabupaten Bungo akan terjadi hingga akhir bulan Januari nanti.
"Oleh karena itu kita memutuskan untuk memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir dan longsor," tegas Mashuri.
Di Kabupaten Tebo, banjir semakin meluas. Banjir sudah merendam 49 desa di sembilan Kecamatan yang berada di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari. 2.267 kepala keluarga harus mengungsi dan akses perekonomian warga mati total.
Andi, Warga Kecamatan Tebo Ulu mengatakan, banjir hampir sepekan merendam rumah mereka, saat ini perekonomian warga tidak berjalan sema sekali. Selain itu kebun wargapun terendam. Untuk itu, bantuan sangat dibutuhkan dari pemerintah.
"Bantuan makanan dan air saat ini yang kami butuhkan, karena sudah empat lima hari kami tidak bisa bekerja," ujarnya.
Sementara itu, Pj Bupati Tebo Aspan menjelaskan bahwa tindakan yang diambil Pemkab Tebo terhadap masyarakat yang terdampak banjir selain memberikan bantuan sembako, juga mengaktifkan posko kesehatan di puskesmas di delapan Kecamatan.
"Untuk bantuan dari provinsi kita sudah koordinasi dengan pak gubernur dan pusat belum ada, Namun, demikian kita akan segera koordinasi supaya mendapat stok bantuan, karena stok yang ada di Pemda juga sudah menipis," kata Aspan.
Lanjut Aspan, pihaknya juga telah memperingatkan kepada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai Batanghari, agar waspada. Pasalnya, Kabupaten Tebo juga saat ini sedang berada di musim penghujan.