Baca Koran Jambi Ekspres Online

Megawati Ajak Dunia Bangun Tatanan Baru yang Berkeadilan: “Pancasila untuk Seluruh Umat Manusia”

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dalam seminar internasional 70 Tahun Konferensi Asia–Afrika (KAA) di Museum Bung Karno, Blitar.--

BLITAR, JAMBIEKSPRES.CO– Di tengah dunia yang terus diguncang konflik dan ketimpangan global, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyerukan gagasan besar: membangun dunia baru yang berlandaskan Pancasila.
Seruan itu disampaikan dalam Seminar Internasional 70 Tahun Konferensi Asia–Afrika (KAA) di Museum Bung Karno, Blitar, Jawa Timur.
Megawati menegaskan, Pancasila bukan hanya milik Indonesia, melainkan sebuah falsafah universal yang dapat menjadi jembatan antarbangsa—melampaui batas ideologi, ras, dan kepentingan ekonomi.
“Dunia lama yang dibangun di atas kolonialisme dan imperialisme harus digantikan oleh dunia baru yang berkeadilan,” tegasnya.
Putri Proklamator RI itu juga mengutip gagasan Presiden Soekarno pada Sidang Umum PBB tahun 1960, ketika sang ayah mempersembahkan Pancasila sebagai etika global.

Menurut Megawati, nilai-nilai dalam Pancasila mampu menyeimbangkan dunia yang kini terpecah antara materi dan spiritualitas, hak individu dan tanggung jawab sosial, serta antara kedaulatan nasional dan solidaritas antarbangsa.
Megawati menyoroti bagaimana krisis moral, ketimpangan digital, dan konflik geopolitik terus menggerus rasa kemanusiaan. Tanpa fondasi nilai yang kuat, katanya, dunia akan terus menjadi arena perebutan kekuasaan dan hegemoni.
“Kita melihatnya pada perang Rusia–Ukraina, juga krisis kemanusiaan di Timur Tengah. Dunia kehilangan arah moral,” ujarnya.
Dalam konteks itu, Megawati kembali menegaskan isu Palestina sebagai simbol perjuangan kemanusiaan global.

Pancasila, menurutnya, menawarkan prinsip keadilan dan kemerdekaan bagi seluruh bangsa, serta menolak segala bentuk penindasan.
Selain menyerukan etika baru bagi dunia, Presiden ke-5 RI itu juga menekankan pentingnya reformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Ia menilai, lembaga internasional itu harus lebih demokratis dan mewakili kepentingan semua negara, bukan hanya segelintir kekuatan besar.
“Dengan semangat Pancasila, Bung Karno dulu menyerukan penghapusan hak veto agar setiap bangsa benar-benar setara,” kata Megawati.
Seruan itu kini kembali relevan. Agenda Reformasi PBB 2024 mencatat bahwa lebih dari 70 negara anggota mendukung penghapusan atau pembatasan hak veto Dewan Keamanan karena dianggap menghambat penyelesaian krisis kemanusiaan, termasuk di Gaza dan Ukraina.
Bagi Megawati, “membangun dunia baru” seperti yang pernah digaungkan Bung Karno—To Build the World Anew—hanya bisa terjadi jika pembangunan global menempatkan moralitas dan kemanusiaan di atas mesin dan modal.
“Dunia yang baru bukanlah dunia yang tunduk pada mesin dan uang, melainkan dunia yang menempatkan manusia sebagai pusat peradaban,” tutupnya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan