Akibat Banjir Kiriman, Ribuan Hektar Lahan Pertanian di Tanjabtim Terancam Gagal Panen
Lahan pertanian warga terendam banjir akibat meluapnya sungai batanghari--
MUARASABAK-Dari hasil alat ukur yang di pasang di Kelurahan Simpang, Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjabtim, terjadi peningkatan dan masuk status siaga.
Banjir kiriman seperti ini biasa terjadi setiap tahun di pemukiman penduduk yang berada di pinggir sungai.
Bahkan selain pemukiman penduduk, lahan pertanian warga juga terancam terendam oleh banjir.
Jika air terus tinggi dalam waktu lama bisa menyebabkan gagal tanam. Apalagi usia tanam saat ini rata rata baru satu bulan.
"Ya kalau seperti ini terus, lahan pertanian warga bisa terendam, dan akibatnya pertanian warga akan gagal panen," kata Lurah Simpang, Sulis Setiap Budi.
Pemerintah sudah mengantisipasi banjir kiriman di wilayah Kabupaten Tanjabtim dengan menambah obat-obatan di Puskesmas dan menyiagakan anggota Tagana dilapangkan di bantu personil TNI Polri dan aparatur kelurahan dibantu masyarakat sekitar.
BACA JUGA:Ditabrak Tongkang Batu Bara, 1 Fender Besi Jembatan Batanghari I Patah
"Obat obatan sudah di tambah,kami menghimbau masyarakat waspada gigitan binatang berbisa seperti ular dan kalajengking," terangnya.
Sementara, Kepala BPBD Kabupaten Tanjabtim, Helmi Agustinus mengatakan, bahwa debit air mulai naik sejak sepekan terakhir disebabkan limpahan air hujan dari daerah hulu sungai Batanghari. Wilayah yang terdampak banjir kiriman saat ini tercatat ada dua desa diprediksi akan bertambah seiring tingginya curah hujan yang terjadi di Provinsi Jambi.
BACA JUGA:Peluang Bachyuni Maju di Pilkada Muaro Jambi Sangat Terbuka
BACA JUGA:Kementerian PUPR Mulai Desain Terowongan Bawah Laut IKN
"Dua desa mulai tergenang air kiriman meliputi Desa Kuala Dendang di Kecamatan Dendang dan Kelurahan Simpang, Kecamatan Berbak. Namun masih kategori aman, karena dua daerah ini wilayah pasang surut. Air bisa naik hingga satu meter dari halaman rumah saat air dari hulu turun bertabrakan dengan pasang dari hilir," ungkapnya. (*)