Baca Koran Jambi Ekspres Online

Indonesia Dibidik Jadi Pusat Pendidikan Estetika Anti-Aging Asia Pasifik pada 2026

Presiden International Society of Aesthetic Medicine (ISAM) Prof. Teguh Tanuwidjaja (kanan) dan Ketua Umum PERDESTI dr. Hendry Hartono (kiri) saat memberikan keterangan kepada media dalam acara di ICE BSD Tangerang.--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Indonesia tengah diproyeksikan menjadi pusat pendidikan estetika dan anti-aging berstandar internasional pada tahun 2026.

International Society of Aesthetic Medicine (ISAM) menetapkan target agar Indonesia menjadi negara pertama yang memiliki lembaga resmi pengampu disiplin estetika dan anti-aging medicine modern dengan kurikulum global yang dapat menjadi rujukan bagi negara lain di kawasan Asia Pasifik.
Presiden ISAM, Prof. Teguh Tanuwidjaja, menyampaikan bahwa tahun 2025 akan menjadi titik krusial dalam perjalanan pengembangan ilmu estetika dan anti-aging, baik secara nasional maupun global.

Pada tahun tersebut, Indonesia akan menjadi tuan rumah 3rd ISAM Annual Meeting 2025 serta 16th International Symposium & Workshop in Aesthetic Medicine (ISWAM).

Menurutnya, momentum ini sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu pusat kompetensi dokter, kolaborasi ilmiah internasional, dan penjaga standar keselamatan pasien dalam praktik estetika modern.
Acara ilmiah berskala global yang berlangsung di ICE BSD Tangerang ini diselenggarakan melalui kolaborasi antara ISAM, Perhimpunan Dokter Estetika Indonesia (PERDESTI), Kementerian Kesehatan, serta mitra akademik nasional. Lebih dari 200 pakar internasional dan delegasi dari 44 negara hadir dalam pertemuan tersebut.

Teguh menjelaskan bahwa jumlah negara anggota ISAM kini mencapai 44 presidency, sebuah indikator meningkatnya kebutuhan dunia terhadap kurikulum, regulasi, dan standar kompetensi berbasis sains untuk sektor estetika dan anti-aging.
Ketua Umum PERDESTI, Hendry Hartono, menuturkan bahwa Indonesia saat ini menjadi salah satu negara dengan perkembangan estetika medis paling cepat di Asia Tenggara.

PERDESTI, yang menaungi ribuan dokter estetika, terus berupaya memperkuat kompetensi profesional, standardisasi praktik, serta mendorong riset dan edukasi berkelanjutan.
Dalam lima tahun terakhir, PERDESTI mencatat sejumlah pencapaian, termasuk kerja sama dengan berbagai universitas besar seperti Universitas Udayana, Universitas Jenderal Achmad Yani, dan Universitas Tarumanagara.

Kolaborasi ini menjadi pijakan penting bagi pengembangan kurikulum, penelitian, serta pendidikan akademik untuk penguatan kapasitas dokter estetika di Tanah Air.
Hendry menegaskan bahwa rangkaian inisiatif ini diarahkan untuk memastikan dokter Indonesia memiliki kompetensi setara standar global, sekaligus memberikan perlindungan optimal bagi masyarakat melalui praktik estetika yang aman, etis, dan sesuai kaidah kedokteran. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan