SMK Pertanian Jadi Investasi Strategis untuk Wujudkan Kedaulatan Pangan Nasional
Pengajar SMK Asyariah memanen melon saat pelaksanaan program kewirausahaan jurusan Agribisnis Tanaman Perkebunan di Green House Pondok Pesantren Al Muttaqin--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menggelar Simposium Penyelarasan dan Revitalisasi Vokasi Bidang Ketahanan Pangan sebagai upaya memperkuat peran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam mendukung ketahanan maupun kedaulatan pangan nasional.
Forum ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan untuk menyusun langkah bersama dalam membangun ekosistem pendidikan vokasi pangan yang lebih adaptif, produktif, dan berkelanjutan, sekaligus menguatkan kontribusi SMK terhadap sektor pertanian dan kelautan di Indonesia.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti dalam sambutan di Jakarta pada Selasa menegaskan bahwa SMK pertanian merupakan investasi strategis bagi masa depan kedaulatan pangan Indonesia.
Ia menilai Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia (SDM) yang besar dan lahan pertanian serta kelautan yang kaya, sehingga pendidikan vokasi harus mampu menyiapkan generasi muda menjadi petani modern dan pelaku industri pangan yang kompeten.
Menurutnya, keberadaan SDM vokasi sangat penting dalam membangun ketahanan pangan yang kuat, sekaligus meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk lokal.
Abdul Mu’ti menekankan perlunya revitalisasi SMK untuk mengubah cara pandang terkait pengembangan kurikulum.
Revitalisasi tersebut tidak hanya bertujuan agar SMK pertanian semakin maju, tetapi juga memastikan peserta didik memiliki kedekatan dengan alam, memahami lingkungan sosialnya, bangga terhadap potensi daerahnya, dan menguasai teknologi yang relevan dengan tantangan masa depan.
Ia berharap SMK dapat menjadi institusi strategis yang mendorong ketahanan pangan nasional melalui program keahlian berbasis keunggulan lokal yang mengutamakan potensi alam, tradisi budaya, dan inovasi teknologi.
Mendikdasmen juga mendorong pemajuan pendidikan vokasi melalui penguatan kualitas SDM guru dan instruktur, serta pengembangan produk-produk unggulan yang dihasilkan oleh SMK.
Ia meyakini pendekatan tersebut dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama jika SMK mampu menghasilkan karya produktif yang sesuai kebutuhan pasar.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Dirjen Vokasi PKPLK) Kemendikdasmen Tatang Muttaqin menjelaskan bahwa simposium tersebut dirancang secara komprehensif agar proses revitalisasi berjalan menyeluruh dari hulu ke hilir.
Ia menyampaikan bahwa agenda simposium tidak hanya membahas kurikulum, tetapi juga memperkuat kemitraan melalui sesi business matching antara SMK dan dunia usaha maupun industri (DUDI).
Diskusi kelompok terpumpun digelar untuk menggali kebutuhan kompetensi dan peluang kolaborasi yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran vokasi pangan.
Tatang menuturkan bahwa rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari simposium diharapkan meningkatkan relevansi pendidikan SMK dengan dinamika industri pangan.