Disebut Sebagai Maldives-nya Indonesia, Surga Bagi Para Penyelam
Penyelam di sekitaran Pulau Maratua juga disajikan pemandangan penyu hijau yang merupakan biota yang langka dan dilindungi. FOTO : ANTARA/HO-Wiwin Sugandi--
Kelompok Maratua Peduli Lingkungan (KMPL) terus bergerak untuk melestarikan terumbu karang di Pulau Maratua, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Upaya yang dilakukan KMPL
tersebut mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk melalui program BRI Peduli Grow & Green.
Ketua Harian KMPL, Muhammad Ilyas, mengatakan kelompoknya sudah terbentuk sejak tahun 2017. Namun, upaya yang dilakukan baru benar-benar menyita perhatian masyarakat pada tahun 2019.
Saat itu, kelompok tersebut melakukan transplantasi terumbu karang di kawasan pesisir Desa Payung-Payung. Hasilnya, kawasan tersebut kini sudah ditumbuhi terumbu karang yang indah.
Organisasi tersebut saat ini memiliki 20 anggota yang didominasi oleh anak muda. Kelompok tersebut telah melakukan transplantasi terumbu karang di beberapa titik di Maratua.
Pihaknya menargetkan melakukan transplantasi terumbu karang di 10 titik di Maratua pada tahun ini.
Upaya yang dilakukan KMPL dapat membantu memulihkan ekosistem terumbu karang di Maratua. Selain itu, upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
Terumbu karang memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem laut. Selain itu, terumbu karang juga menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat pesisir.
Laut biru di Pulau Maratua seakan berpadu dengan birunya langit, menambah pesona yang tak kalah dengan Maladewa atau Maldives. Wisatawan juga dapat menginap di cottage dengan pemandangan menawan.
Potensi Ekonomi Biru
Maratua juga disebut kawasan strategis pariwisata sekaligus penerapan program ekonomi biru yang berpotensi mendapatkan kompensasi Sertifikasi Pita Biri atau Blue Bond.
Beberapa waktu lalu, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Strategis Kepariwisataan Kepulauan Maratua, Meiliana, menjelaskan Blue Bond adalah obligasi yang mendanai program ekonomi biru.
Bank investasi Morgan Stanley mencatat surat utang itu untuk mendanai program-program yang berkaitan dengan keanekaragaman hayati di laut dan mendukung ekonomi perikanan yang sehat dan berkelanjutan.
Obligasi itu mulai meraih perhatian pada Oktober 2018, setelah Bank Dunia memfasilitasi Republik Seychelles untuk menerbitkan surat utang. Sebagai gantinya, negara kepulauan di Samudera Hindia itu harus melakukan perlindungan laut.
Pengembangan ekonomi biru difokuskan pada program pemeliharaan konservasi lingkungan perairan. Termasuk potensi bawah laut yang luar biasa dapat dikelola dengan mempertimbangkan daya dukung wilayah. Potensi kawasan perairan sebagai proyek percontohan nasional sedang dirumuskan, dengan tetap mengedepankan keterlibatan masyarakat lokal secara ekonomi dan sosial budaya.