Lai Ching-te

Oleh : Dahlan Iskan--

Marylin masih lahir di Seoul. Ayahnyi Amerika kulit hitam, ibunyi Korea. Kim sudah lahir di California.

BACA JUGA:Amerika dan Inggris Serang Yaman, Kemlu: Tidak Ada WNI Jadi Korban dalam Serangan di Yaman

BACA JUGA:Kemenkominfo Hapus 165 Konten Hoaks Selama Masa Kampanye Pemilu 2024

Terpilihnya Ching-te ini tentu masa-masa penuh tantangan bagi Tiongkok: ujian emosi. 

Tapi rasanya presiden baru Taiwan ini lebih kalem dibanding Ing-wen. Ia sarjana kesehatan masyarakat di Taiwan. Lalu meraih gelar master di bidang yang sama di Harvard.

Kali ini calon presiden Taiwan ada tiga: Lai Ching-te dari Partai Rakyat Demokratik, Hou Yu-ih dari Koumintang, dan Ko Wen-je dari Partai Rakyat Taiwan.

Ching-te beraliran sama dengan pendahulunya: anti Tiongkok.

Yu-ih pro Tiongkok.

Wen-je anti kemapanan.

Meski kalah, dukungan untuk calon dari partai Koumintang sangat besar. Di atas 35 persen. Itu yang membuat pemenang tidak bisa mengabaikannya. 

BACA JUGA:KPK Pelajari Temuan PPATK Soal Dana Kampanye

BACA JUGA:Dapat Tambahan Dukungan, Ganjar Pranowo Optimis Menang Pemilu

Setidaknya tidak akan mungkin pemenang pilpres kali ini akan menyatakan Taiwan merdeka. Mungkin cukup dengan status quo seperti sekarang: independen. Sambil pelan-pelan bergantung ke Amerika Serikat: agar kian eksis.

Sikap Tiongkok sudah jelas. Tiongkok sudah merevisi konstitusi: begitu Taiwan menyatakan merdeka harus diserang.

Tiongkok sendiri terus berusaha mengisolasi Taiwan dari pengakuan internasional. Kian sedikit negara yang punya hubungan diplomatik dengan Taiwan. Satu per satu dipreteli oleh Tiongkok.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan