Lai Ching-te

Oleh : Dahlan Iskan--

Tiongkok tentu berharap Koumintang menang. Tapi rasanya masih lama Koumintang bisa memenangi pemilu di Taiwan. Ada ''hantu hidup'' yang membayang-bayanginya: kasus Hong Kong.

Apa yang terjadi di Hong Kong begitu hidup di benak anak muda Taiwan.

Kebebasan di Hong Kong akhirnya ternyata dibatasi. Mereka tidak peduli alasan pembatasan itu: gara-gara demo anarki yang tidak kunjung berhenti di Hong Kong. Selama dua tahun. Sebelum Covid-19. Hampir setiap hari. Tiongkok akhirnya melakukan tindakan represi. Terutama setelah ada tanda-tanda demo tersebut mengarah ke tuntutan Hong Kong merdeka.

Apa yang kemudian terjadi di Hong Kong itulah yang tidak mereka inginkan terjadi di Taiwan. Di pilpres yang lalu saya di Taipei. Beberapa hari. Ikut menyaksikan penghitungan suara di TPS-TPS. Semua dilakukan secara manual.

BACA JUGA:6 Ribu Pemilih Ajukan Pindah Milih dari Provinsi Jambi

BACA JUGA:Bawa Celurit 2 Pemuda Diamankan Polisi

Di acara-acara kampanye Ing-wen saat itu jelas sekali digelar spanduk: anak muda Hong Kong mendukung Ing-wen. Jangan sampai Taiwan menjadi seperti Hong Kong.

Tiongkok tampaknya harus membuktikan dulu bahwa Hong Kong menjadi lebih makmur di bawah kendalinya sepenuhnya. Dan itu tidak bisa cepat. Perlu pembuktian yang lama.

Ching-te, hemat saya, masih diuntungkan oleh efek Hong Kong itu. Letak Hong Kong di depan mata Taiwan. Apa yang terjadi di Hong Kong seperti terjadi di halaman sebelah.

Kita merindukan dunia yang aman dan damai. Perekonomian yang meningkat. Kesejahteraan yang membaik. Tapi ada saja calon penghambatnya.

Sayang semua makhluk punya emosi. Emosi bisa membuat maju. Juga bisa membuat rusak.(Dahlan Iskan)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan