Keamanan Pangan Bagi Anak Memiliki Risiko Jangka Panjang

Mahasiswa FK Ubaya saat melakukan kampanye stunting untuk anak usia dini melalui food art di kampus setempat.--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Keamanan pangan untuk seorang anak memiliki dampak tidak hanya untuk saat ini, namun juga mempunyai risiko jangka panjang, menurut anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI dr. Yoga Devaera, Sp.A(K).

 "Ada satu hal yang tidak boleh dilupakan bahwa seorang anak bisa mengalami perlambatan pertumbuhan, salah satu faktor risikonya berkaitan dengan keamanan pangan,” kata dia dalam diskusi daring yang diselenggarakan Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Yoga menjelaskan bila orang tua dapat memberikan pangan yang aman, maka hal itu tentu akan membuat risiko diare anak lebih rendah. Diare bisa menjadi suatu siklus tidak menyenangkan untuk pertumbuhan anak karena membuat nafsu makan anak menurun.

“Diare juga bisa menghambat absorpsi atau penyerapan makanan yang tentu ujung-ujungnya membuat anak menjadi kurang gizi dan bisa berlanjut kalau tidak dilakukan intervensi,” imbuh dia.

Dalam kesempatan tersebut, Yoga juga menjelaskan bahwa penyakit akibat pangan bisa menyerang semua usia, namun ada umur-umur tertentu yang memiliki risiko lebih tinggi, salah satunya adalah balita dan orang tua lanjut usia.

BACA JUGA:Gatal pada Area Kelamin Bisa Jadi Disebabkan Radang Hingga Infeksi

BACA JUGA:Tren Perawatan Kecantikan 2024, Menawarkan Berbagai Macam Perawatan Estetika Inovatif

“Dari data WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), penyakit akibat pangan yang tercemar bisa mengenai satu dari 10 orang. Setidaknya dalam satu tahun, dua orang pasti pernah kena penyakit akibat terkontaminasi pangan,” papar dia.

Dari data tersebut, angka kejadian pada balita cukup besar yaitu 40 persen dan menyebabkan angka kesakitan yang tidak sedikit. Diare, kata Yoga, merupakan penyebab kematian yang tinggi pada anak di bawah 5 tahun.

“Di Indonesia akibat pangan tercemar 10 sampai 20 juta kasus diare dari data tahun 2017, data terbaru belum saya temukan. Beban ekonominya cukup tinggi yaitu sekitar Rp64,8 hingga Rp226,43 triliun,” jelasnya.

Yoga kemudian memberikan lima kunci utama keamanan pangan yaitu menjaga kebersihan, memisahkan pangan mentah dari pangan matang, memasak pangan dengan tepat, menjaga pangan pada suhu aman, serta menggunakan air dan bahan baku yang aman. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan