BNPB Ajak Semua Pihak Lanjutkan Tren Positif Mitigasi Karhutla

Petugas BPBD Aceh Barat melakukan pendinginan dan penyiraman air di lokasi kebakaran lahan gambut di kawasan Desa Peunaga Cut, Kecamatan Meureubo, Ahad (17/10/2021). (ANTARA/HO- BPBD Aceh Barat)--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengajak semua pihak baik instansi pemerintah maupun swasta untuk siap melanjutkan tren positif mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tahun sebelumnya pada tahun 2024.

"Untuk itu kuncinya semua harus gerak cepat paling tidak bisa sama seperti tahun 2023 di mana luasan Karhutla lebih kecil dibandingkan 2019," kata Suharyanto di Jakarta, Senin.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) diketahui pada tahun 2023 sebaran karhutla di Indonesia menyasar seluas 1,1 juta hektare, sebaran tersebut lebih rendah ketimbang kebakaran pada periode tahun 2019 yang menghanguskan 1,6 juta hektare hutan dan lahan .

Menurut dia, hal demikian dikarenakan saat itu semua instansi pemerintah dan swasta tingkat pusat dan daerah bergerak dalam satu komando, sehingga meskipun sebagian besar wilayah Indonesia kering akibat fenomena El-Nino tapi sebaran bisa diatasi.

Ia menyebutkan, keberhasilan menangani karhutla pada periode 2023 itu harus bisa kembali dipertahankan pada tahun ini sehingga tidak terjadi dampak kerusakan ekologis yang meluas.

BACA JUGA:Rencanakan 3 Skema Angkutan Batu Bara

BACA JUGA:Awkarin Kesal Dicap Murahan

Adapun caranya segenap instansi melakukan tugas masing-masing secara konsekuen, mulai dari memasifkan pembasahan di lahan-lahan mineral gambut sejak dini, hingga mengefektifkan teknologi modifikasi cuaca.

Kemudian mesti didorong pula oleh kuatnya sistem penegakan hukum yang dilakukan oleh personel kepolisian, dan tim Gakkum KLHK terhadap pelaku maupun perusahaan yang abai atau secara sengaja membakar lahan untuk menjadi perkebunan sehingga menimbulkan efek jera.

"Untuk tahun ini rencana kerjanya tidak jauh berbeda dari sebelumnya itu yang jelas kami semua berusaha bencana ini terkendali," ujar dia.

Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melaporkan bahwa fenomena El-Nino tahun ini diprediksi berada dalam level moderat, dan potensinya akan berlangsung setidaknya pada akhir bulan Februari- awal bulan Oktober.

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Laksmo Dhewanthi mengatakan bahwa atas prediksi tersebut instansinya bersiap untuk melakukan TMC ke enam langit daerah yang berpotensi tinggi diterpa El-Nino.

Keenam daerah yang jadi sasaran TMC itu masing-masing meliputi Riau, Sumatera Selaran, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan