Jumat, 05 Jul 2024
Network
Beranda
Berita Utama
Terkini
Disway
Jambi Bisnis
Jambi Raya
Metropolis
Olahraga
Pendidikan
Hiburan
Advertorial
Society
Opini
Buser
Nasional
Internasional
Politik
Gaya Hidup
Viral
Network
Beranda
Disway
Detail Artikel
Beras Bansos
Reporter:
|
Editor:
Adriansyah
|
Senin , 26 Feb 2024 - 18:49
Oleh : Dahlan Iskan--
beras bansos oleh: dahlan iskan saya perhatikan tamu saya yang lagi makan: hanya sedikit mengambil nasi. begitu juga keesokan harinya. ''kenapa?'' ''nasi di sini kurang enak,'' jawabnya. ''maafkan,'' tambahnya buru-buru. ''iya. benar,'' sahut teman wanitanya. baru sadar: sudah 15 tahun terakhir saya pun harus memuji nasi di semua resto di tiongkok. punel. wangi. yang seperti itu dulu hanya saya temui di jepang. lalu di korea. kini tiongkok ikut selera nasi jepang. saya juga ingat: sekitar 20 tahun lalu. hanya satu wilayah di tiongkok yang punya ''nasi jepang''. yakni provinsi heilongjiang. dongbei. pojok timur laut tiongkok. dekat rusia-timur. juga dekat bagian utara korea utara. saya masih ingat setiap kali ke harbin –ibu kota heilongjiang– pulangnya selalu diberi oleh-oleh beras harbin: 5 kg. meiling adalah orang harbin. kawin dengan lelaki singapura –ikut warga negara suaminyi. kini lebih sering meiling yang ke indonesia. baca juga:bukan komeng, ternyata ini sosok caleg dpd peraih suara terbanyak di indonesia baca juga:update sirekap: persaingan diinternal nasdem super ketat, fasha makin terdesak dan sah optimis begitu cepat wabah ''nasi harbin'' menjalar ke seluruh tiongkok. begitu cepat selera orang di sana berubah –mengikuti kemajuan ekonomi mereka. begitu mudah mereka melupakan rasa nasi lama. meski sering makan nasi ala harbin saya tidak sampai melupakan rasa nasi lama. saya tidak mengharuskan istri membeli beras kelas itu. terima kasih lidah. anda begitu fleksibel. dapat nasi harbin alhamdulillah. pun ketika dapat nasi dapur istri saya. fleksibilitas lidah itu bersumber dari ekspektasi. dugaan saya: lidah bisa fleksibel karena tidak pernah punya ekspektasi bisa selalu makan nasi harbin. ekspektasi kebanyakan orang cukuplah: beras ada. tidak harus ngetan dan wangi. cukup enak cukup –untuk lidah fleksibel. berharap juga harga pun terjangkau. tahap ''ada beras'' dan ''beras cukup'' pernah tercapai. yakni di zaman mertua presiden terpilih sekarang jadi presiden. setelah itu harusnya kita naik kelas: dari ''ada'' dan ''cukup'' ke rasa yang lebih enak. ternyata kita tidak bisa naik kelas. tidak pernah bisa. kita begitu cinta pada kelas yang sama. bahkan status ''cukup'' itu pun masih sering terganggu: harus impor. setiap presiden takut inflasi. begitu muncul ramalan bahwa stok beras menipis keputusannya cepat: impor beras! kalau tidak, akan inflasi. harga beras sangat sensitif pada inflasi. data stok beras kita sangat terbuka. memang harus terbuka. para pedagang besar tinggal lihat: masih berapa juta ton cadangan beras kita. begitu angkanya menunjukkan tinggal 1,5 juta ton, mereka nguping: kapan keputusan impor dibuat. keputusan itu biasanya diproses di kemenko perekonomian. rapatnya berkali-kali. menteri pertanian biasanya berbeda pendapat dengan menteri perdagangan. debatnya bisa keras. menteri pertanian biasanya tidak setuju impor: bela petani. lalu dibuatlah simulasi inflasi. kalau tidak impor inflasi akan menjadi berapa. kalau impor hanya sekian juta ton inflasi berapa. impor separonya bagaimana. maka keputusan impor beras tidak semata takut beras tidak cukup. angka tipisnya stok sangat terkait dengan inflasi. katakanlah panen raya akan terjadi dua bulan lagi. sepanjang jalan kita melihat tanaman padi sudah menghijau –pun di lahan milik orang pdi-perjuangan. hujan masih deras. tampaknya tidak akan kekurangan air –doa kita. tinggal hama dan pupuk. berarti negara harus punya stok beras untuk cukup dua bulan. berapa juta ton? ''timing'' impor beras sangat penting. demikian juga jumlah beras yang harus diimpor. persoalannya: apakah pada saat kita perlu, lagi ada cadangan beras di vietnam, thailand, atau mana pun. ''timing'' yang salah memang sangat fatal: inflasi melonjak. celakanya lagi: kalau beras impor baru masuk di saat panen raya tiba. dua bulan ini, zaman dulu, disebut masa paceklik. saya masih merasakan masa-masa seperti ini: hujan menggutus, kayu bakar basah, tidak punya beras, pisang yang buahnya masih muda tumbang, tanaman singkong baru berdaun 15, gapleknya kehujanan, perut sangat melilit lapar. belum ada bansos.(dahlan iskan)
1
2
3
»
Tag
# resto
# nasi
# bansos
# tiongkok
# beras
# dahlan iskan
# disway
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Jambi Ekspres 27 Februari 2024
Berita Terkini
Kasat Reskrim dan Kapolsek Pasar Dimutasi, Ini Daftar Penggantinya
Terkini
6 menit
Tiga Tersangka Belum Ditahan, Polda Jambi Dituding Tak Adil dalam Penanganan Kasus Mafia Tanah di Bungo
Terkini
18 menit
Rusia Peringatkan NATO terkait Peningkatan Kehadiran Militer di Perbatasan
Internasional
48 menit
Jambi dan Mayoritas Kota Besar Indonesia Diprakirakan Alami Hujan Lebat
Terkini
1 jam
Laga Spanyol vs Jerman, Jadi Pertarungan Lini Tengah
Berita Utama
1 jam
Berita Terpopuler
PPDIP Bisa Usung Bacabup Sediri Tanpa Koalisi, Pilkada Tanjabbar Berpeluang Tiga Pasang
Politik
2 jam
Dewan Sebut Indikasikan Ada Manipulasi Data PPDB SMAN di Kota Jambi, Tersisa 52 Kuota Siswa Tak Terisi
Metropolis
4 jam
4 OPD Harus Segera Perbaiki Nilai Sakip
Metropolis
14 jam
Demokrat Berlabuh ke Haris-Sani, AHY Sebut Dukungan Sudah Melalui Pertimbangan Matang
Berita Utama
3 jam
Balai Prasarana Permukiman Janji Proyek SPALD-T di Kota Jambi Selesai Pekan Ini
Metropolis
14 jam
Berita Pilihan
Laga Spanyol vs Jerman, Jadi Pertarungan Lini Tengah
Berita Utama
1 jam
Warga Tanjung Bungo Geger, Mayat Perempuan Ditemukan Mengapung di Sungai
Buser
2 jam
Pemilik Lahan SDN 212 Kota Jambi Layangkan Permohonan Sita Eksekusi ke PN
Metropolis
2 jam
PPDIP Bisa Usung Bacabup Sediri Tanpa Koalisi, Pilkada Tanjabbar Berpeluang Tiga Pasang
Politik
2 jam
Demokrat Berlabuh ke Haris-Sani, AHY Sebut Dukungan Sudah Melalui Pertimbangan Matang
Berita Utama
3 jam