11 atau 23 Rakaat? Simak Sejarah Munculnya Perbedaan Rakaat Salat Tarawih Menurut Ustadz Abdul Somad
Ustazd Abdul Somad menjelaskan sejarah munculnya perbedaan tentang rakaat Salat Tarawih--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO-Agar tidak gampang menyalahkan orang lain, maka ada baiknya simak penjelasan tentang sejarah munculnya perbedaan rakaat Salat Tarawih menurut Ustaz Abdul Somad.
Perdebatan dalam menentukan jumlah Salat Tarawih pada saat bulan Ramadan dari dahulu selalu muncul.
Ada yang mengatakan 8 rakaat dan adapula yang mengatakan 20 rakaat, bahkan ada pula yang mengatakan sampai 36 rakaat.
Ternyata dibalik munculnya ketiga pendapat tersebut ada sejarah yang perlu kita ketahui.
Lalu pendapat mana yang benar? atau ketiganya sama-sama benar?.
Dalam video Youtube yang diunggah oleh akun @pelitamuslim498, terdapat penjelasan tentang sejarah munculnya perbedaan rakaat Salat Tarawih menurut Ustaz Abdul Somad.
Ulama lulusan Al-Azhar itu dalam menjawab pertanyaan tentang rakaat Salat Tarawih beliau mengutip dari salah satu kitab klasik.
BACA JUGA:Gus Baha Minta Hindari Omongan 'Rugi Ramadan Setahun Sekali Nggak Salat Tarawih’
Nama kitab itu adalah "Syarah al-Mawahib al-Laduniyyah" karangan Imam al-Qasthalani, seorang ulama hadis yang lahir di Kairo Mesir pada tahun 851 H.
Dalam kitab tersebut kata Ustaz Abdul Somad terdapat penjelasan tentang sejarah munculnya perdebatan rakaat dalam shalat tarawih.
Kitab yang ditulis Imam al-Qasthalani ini mengutip pendapat dari ulama muslim yang dikenal alim diberbagai bidang, yakni Imam Ibnu Hibban.
Kata Ustaz Abdul Somad, Imam Ibnu Hibban mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat tarawih sebanyak 8 rakaat ditambah 3 rakaat Salat Witir.
Dalam pelaksaan Salat Tarawih, beliau Rasulullah SAW dikisahkan pernah melakukannya secara berjamaah dan juga pernah pula melakukannya secara sendirian.
BACA JUGA:3 Amalan Pokok Ramadan Menurut Ustadz Adi Hidayat yang Jadi Kurikulum Spritual Nabi