Butuh Waktu Uji Fungsi, Gedung Radioterapi Belum Difungsikan
BELUM DIBUKA: Kondisi gedung Radioterapi RSUD Raden Mattaher yang belum dibuka untuk lelayanan kesehatan. Gubernur menyebut tengah dilakukan uji fungsi.--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.Co - Gedung Radioterapi di RSUD Raden Mattaher belum bisa difungsikan hingga April 2024 ini. Padahal target awalnya pembangunan selesai pada November 2023.
Terkait itu, Gubernur Jambi mengatakan untuk memfungsikan fasilitas baru itu membutuhkan waktu lantaran teknologi yang digunakan canggih dari luar negeri. Dan Ia menyebut saat ini tengah uji fungsi.
"Jadi begini, gedung itu kan ada uji fungsinya. Nah, tahapan ini yang lama. Karena alat itu yang mahal, dan alat itu satu di Jambi. Makanya itu perlu waktu memasang barang luar negeri itu," akunya.
Sejauh ini, dari pemantauan terakhir Haris ke RSUD, alat dalam kondisi bagus dan bisa dipakai.
Al Haris membantah adanya perlambatan atau masalah keuangan pada pekerjaan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) ini. "Tidak ada, itu memang murni karena dari Januari sampai sekarang ini uji fungsinya yang lama," ucapnya.
Haris berharap teknologi di gedung Radioterapi ini sangat besar manfaatnya untuk masyarakat Jambi.
"Itu khusus digunakan untuk tumor, kanker dan sebagainya," akunya.
Sementara itu, Direktur Utama RSRM dr. Herlambang mengatakan, pekerjaan tak tepat target pada November lalu, karena harus adanya proses.
Ia mengakui akan dilakukan uji fungsi bangunan yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dari Kemenkes ini.
Adapun pembangunan gedung radiologi center RSUD Raden Mattaher ini dibangun dengan alokasi dana khusus Rp 16,6 miliar dan bantuan alat kesehatan untuk gedung tersebut sebesar Rp 57 miliar. Dimana alat yang dipakai berasal dari Jerman yang sudah dilakukan konsolidasi dengan Kementerian Kesehatan.
Dari keterangan Direktur RSUD Raden Mattaher dr. Herlambang saat awal pembangunan pada 14 Juli 2023 lalu menyatakan, gedung Radioterapi yang dibangun berukuran 33 x 34 meter. "Nanti kapasitas per hari bisa menampung 70 orang pasien per harinya, gedung ini pertama kali dibangun di Jambi," kata Dirut Herlambang.
Harapannya dengan adanya fasilitas ini masyarakat tak lagi berobat keluar kota atau luar negeri. Karena fasilitas ini merupakan terminal kanker pemeriksaan lanjutan kemoterapi dan dibarengi dengan kemoterapi.
Untuk tenaga medis pada fasilitas ini, Herlambang mengaku sedang dalam persiapan dan pelatihan. "Dokternya sudah ada, dan timnya kita persiapkan. Termasuk kolaborasi dengan Perkumpulan Radioterapi Indonesia," ucapnya.
Ia menambahkan bangunan ini akan dibuat secara khusus (bunker) dengan dinding setebal 3 hingga 4 meter agar tak ada radiasi.