Bukan Air Sembarangan, Tapi Air Alami yang Disakralkan dan Diokan

MELUKAT: Sejumlah pengunjung melakukan melukat atau membersihkan diri secara jasmani dan rohani di Pura Tirta Empul Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali, Rabu (24/4/2024).--

Di pura itu pun juga disediakan kain dan selendang untuk pengunjung yang tidak dikenakan biaya alias gratis. Sedangkan umat Hindu yang bersembahyang dan melukat di pura berhawa sejuk itu tidak dikenakan biaya masuk.

Sarana upacara yang paling sederhana salah satunya canang (rangkaian janur dan bunga) rata-rata seharga Rp1.000 per biji, disesuaikan dengan kebutuhan.

Demikian juga apabila ada biaya untuk melukat, biaya yang dikeluarkan itu untuk sarana upacara yang wajib disiapkan tulus ikhlas oleh umat Hindu, menyesuaikan dengan jenis-jenis melukat.

Memuliakan Air

Selain esensi pembersihan diri jasmani dan rohani, melukat juga bersifat memuliakan air. Mata air yang disucikan itu tidak hanya penting sebagai bagian upacara keagamaan, tapi juga digunakan sebagai sumber air bagi masyarakat secara berkelanjutan.

Air yang mengalir melalui cabang-cabang sungai di dekat mata air kemudian mengalir ke lahan pertanian seperti di dekat Pura Tirta Empul di Desa Manukaya Let, Tampaksiring, Gianyar.

Sumber mata air itu dirawat dan dijaga oleh masyarakat desa setempat, pemerintah daerah dan pengelola pura tersebut.

Koordinator Daya Tarik Wisata (DTW) Pura Tirta Empul Wayan Suweta menjelaskan rata-rata setiap hari kunjungan mencapai 2.000-3.000 orang, hampir 75 persen di antaranya adalah turis asing.

Sebagai upaya menjaga kesucian pura dan sumber mata air, DTW itu memiliki sekitar 50 pemandu dari desa adat setempat yang memberikan penjelasan terkait keberadaan air suci itu.

Kesejahteraan Bersama

Filosofi melukat yang bermakna membersihkan diri dan alam semesta serta memuliakan air sebagai sumber kehidupan, sejalan dengan tema besar World Water Forum ke-10 di Bali yakni air untuk kesejahteraan bersama.

Di dalam tema itu salah satunya terkandung ketahanan dan kesejahteraan air serta air untuk manusia dan alam.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan melukat merupakan kearifan lokal Bali yang memuliakan air.

Ia mengakui melukat sudah banyak mendapatkan respons positif sehingga rencananya menjadi salah satu agenda lain dalam World Water Forum yang ditawarkan kepada delegasi karena memberikan keunikan tersendiri dengan ciri khas budaya Bali yang menghormati air.

Air memiliki vibrasi yang luar biasa, dengan setiap tetesnya memberikan kehidupan. Di sisi lain, air yang berlebihan juga memberi dampak berupa bencana kepada alam termasuk manusia di dalamnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan