Atasi Banjir di Kerinci, Butuh Dana Triliunan untuk Normalisasi Sungai Batang Merao sebagai Solusi

FOTO ATAS: Situasi banjir yang melanda Kerinci dan Sungai Penuh awal tahun 2024 lalu. BWSS siapkan penanganan jangka panjang. --

David menyatakan penanganan banjir mesti ditangani dengan  struktural dan non-struktural.

Ketika pemimpin daerah  memiliki komitmen dan mengajak jajarannya untuk bekerja bersama maka penanganan bisa dilaksanakan bersama. Dan telah terlihat di Provinsi Jambi.

"Secara struktural kami menormalisasikan sungai, melebarkan sungai tentunya dengan kriteria tertentu berdasarkan studi yang akan dilaksanakan itu bisa kita laksanakan. Non-strukturalnya nanti akan berjalan bersama Pak Walikota dan Pj Bupati bersama instansi vertikal seperti Badan Taman Nasional dan siapa-siapa yang menjaga daripada kawasan hutan dan hulu sehingga pendangkalan sungai yang sekarang terjadi beberapa puluh tahun kedepan tidak akan terjadi," ucap David.

BACA JUGA:Tim Satgas Cek Penyebab Banjir Bandang di Kerinci-Sungai Penuh

BACA JUGA:Akibat Banjir Setinggi 1,5 Meter, Jalan Nasional Penghubung Merangin-Kerinci Putus

Sementara itu, Walikota Sungai Penuh Ahmadi Zubir menyatakan, persoalan banjir yang terjadi di akhir 2023 dan awal tahun 2024 merupakan yang terparah.

"Makanya ketika awal 2024 kemarin terjadi banjir kami melakukan audiensi dan kembali  pada hari ini kita secara terpadu mengadakan FGD bersama untuk semua lintas sektoral. Tujuannya agar masing-masing kita ikut dalam penanganan banjir ini," terangnya. 

"Memang persoalan yang paling krusial yang ada, kondisi terkait normalisasi sungai. Itu yang harus kita dorong agar terlaksana. Terus terang kalau kemampuan daerah dalam normalisasi sungai itu hal yang tidak mungkin kita sanggupi sebab memakan dana triliunan dan besar sekali. Adapun kondisi sekarang ini, masyarakat kami saat ini begitu banjir besar, pada Desember dan Januari kemarin ini, itu sepertinya hujan sedikit sudah banjir," kata Ahmadi.

Ahmadi menilai, di daerahnya sudah ada kejenuhan tanah untuk menyerap air. Lalu sungai yang semakin mendangkal.

BACA JUGA:Ratusan Rumah di Desa Lubuk Suli Kerinci Terendam Banjir

BACA JUGA:Sawah Terendam Banjir, Kualitas dan Produksi Padi di Tanjabtim Menurun

"Perkiraan kami timbunan lumpur yang masuk ke rumah-rumah warga yang sampai dua meter tingginya itu kami perkirakan sedimen yang terjadi di sungai itu mencapai satu meter setengah. Artinya pendangkalan sungai satu meter setengah. Inilah yang menyebabkan hujan sedikit langsung banjir padahal debitnya sama dari dulu. Ditambah lagi dengan penyempitan sungai. Ini yang lebih kita dorong agar kita berharap normalisasi sungai ini bisa terlaksana dengan secepat mungkin dan tertangani dengan baik," akunya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani  yang membuka FGD Penanganan Banjir Sungai Batang Merao Pasca Banjir Januari 2024 ini meminta agar pertemuan pada FGD ini diharapkan multi pihak dapat berdiskusi menemukan solusi permanen penanganan banjir di Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci.

Wagub menyatakan bahwa semua pihak harus menyadari bahwa permasalahan banjir ini tidak dapat diselesaikan secara sektoral, tetapi membutuhkan sinergisitas dan kolaborasi multi sektor.

“Saya berharap masukan dari pemerintah daerah dan perangkat daerah terkait, instansi vertikal serta para pakar dapat menghasilkan solusi/alternatif kedepan dalam mengelola ekosistem dan mengurangi dampak bencana di wilayah Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci,” kata Wagub Sani.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan