Hasilkan 10 Kubik Air Bersih Per Hari

AWASI IPAL: Aktis Sumarto mengawasi IPAL yang terpasang di kawasan Kebraon Indah Permai, Surabaya, beberapa waktu lalu. --

 Sebenarnya, banyak cara untuk mengurangi kelangkaan air bersih, karena pada dasarnya Indonesia sudah bergelimang air dan untuk mendapatkannya sangat mudah.

 Untuk mengurangi kelangkaan itu, salah satunya dengan membuat IPAL, yang bisa menjadikan air limbah rumah tangga menjadi normal kembali.

 Terlebih, jika semua elemen masyarakat tidak mengotori lingkungan di sekitar agar air tidak tercemar.

Cara lainnya, menghemat air, menanam pohon atau reboisasi, dan bila perlu membuat penampungan air hujan yang bisa dimanfaatkan untuk rumah tangga.

Hal-hal seperti itu yang seharusnya menjadi perhatian masyarakat untuk dapat lebih cinta dan peduli pada lingkungan.

 Aktis menjelaskan, setiap orang seharusnya bisa membuat IPAL pribadi di rumah masing-masing karena biayanya bisa disesuaikan atau cukup terjangkau jika membuat dengan standar yang lebih kecil.

Hanya saja, jika wilayahnya sudah terbentuk IPAL, yang diperlukan hanya sebuah jaringan pipa untuk menyalurkan air tersebut ke rumah masing-masing.

Cinta Lingkungan

Berawal dari kecintaannya pada lingkungan, Aktis, bapak beranak tiga, itu mengawalinya dengan belajar secara autodidak untuk mengelola air selokan menjadi lebih berguna.

 Semua yang dipelajarinya tidak lebih karena rasa sukanya untuk memanfaatkan apa yang telah disediakan oleh Sang Pencipta, tanpa harus merusak lingkungan.

 Apa yang ada di dunia ini, terutama di Bumi Pertiwi, memiliki apapun yang dibutuhkan manusia, termasuk air yang melimpah.

 Meskipun tidak menempuh pendidikan tinggi, hanya lulusan sekolah menengah atas (SMA), rasa keingintahuan Aktis untuk mempelajari alam sangat tinggi.

Aktis muda, saat masih di Lamongan, membaca buku biologi yang sering dipelajari dan selalu diimplementasikannya di lingkungan sekitar.

 Tidak hanya buku pelajaran, majalah hingga artikel yang berkaitan dengan lingkungan selalu dia baca hingga berjam-jam tanpa mengenal lelah.

 Didukung lingkungan perdesaan yang masih banyak persawahan serta lingkungan asri, Aktis juga belajar dari pengalaman di lapangan.

Tag
Share