RI Perlu Dorong Penciptaan Lapangan Kerja Produktif

Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan pakaian di salah satu pabrik garmen di Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (15/1/2023). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/nz.--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Ekonom senior Raden Pardede merekomendasikan Pemerintah Indonesia untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja produktif guna mendorong kemandirian masyarakat.

“Sampai saat ini kita terus memberikan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat miskin, tapi apakah kita terus-terusan mampu melakukan ini? Yang baik adalah menciptakan lapangan kerja produktif. Jadi, tidak hanya memberikan bantuan, tapi juga lapangan kerja,” kata Pardede dalam DBS Asian Insights Conference 2024: Strategi Ekonomi Pasca Pemilu dan Masa Depan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Selasa.

Pasalnya, perekonomian terus mengalami gejolak, termasuk pada sektor pangan. Fenomena El Nino yang merupakan efek dari perubahan iklim telah memengaruhi produktivitas pertanian yang berdampak pada kenaikan harga sejumlah komoditas pangan.

Di sisi lain, konflik geopolitik masih tereskalasi, menyebabkan fluktuasi pada harga minyak. Bila harga minyak meningkat, maka biaya subsidi yang perlu digelontorkan Pemerintah juga turut terkerek dan berpotensi makin membebani fiskal negara.

BACA JUGA:Bachril Tetap, Najmi di Muaro Jambi

BACA JUGA:Nia Ramadhani Ngefans Pratama Arhan

Realitas lain di bidang lapangan kerja Indonesia adalah generasi muda yang kian sulit mendapatkan akses ke pekerjaan formal. Menurutnya, salah satu faktor penyebab kondisi ini adalah perubahan gaya kerja generasi muda.

Misalnya, kalangan gen Z cenderung lebih menyukai pekerjaan fleksibel yang bisa dikerjakan dari rumah. Sementara, Pardede meyakini, infrastruktur perekonomian Indonesia belum memadai untuk menopang kebutuhan tersebut.

“Kalau memang mau bekerja seperti itu, artinya sektor ekonomi harus diperkuat dengan teknologi,” ujar dia.

Bila hanya sedikit porsi generasi muda yang terserap pekerjaan formal, pada akhirnya akan berdampak terhadap penerimaan pajak negara, menimbang sektor informal sulit untuk dikenakan pajak. Belum lagi sektor informal tidak terdaftar pada BPJS Ketenagakerjaan.

“Jadi, tantangannya adalah bagaimana menciptakan lapangan kerja yang produktif,” tutur Pardede. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan