Semua Murni Dikerjakan Dengan Tangan
KISWAH KA'BAH: Pengrajin sedang menyulam kain kiswah Ka'bah di Masna' Kiswatu Ka'bah berlokasi di wilayah Umm Al-Joud, Makkah. FOTO: ANTARA/LUQMAN HAKIM/AA. --
Ditulis dalam buku "The Power of Ka'bah" bahwa, yang kali pertama memberikan kiswah ini adalah Nabi Ismail. Namun, ada pula yang mengatakan seorang penguasa dari Yaman yaitu As'ad Al-Humairi.
Pada masa Islam, Rasulullah-lah yang ksli pertama menutupi Ka'bah dan kemudian dilanjutkan oleh para khalifah atau sahabatnya.
Bukan Sekadar Kain Penutup
Kain kiswah Ka'bah diganti setiap 9 Dzulhijjah atau kala seluruh jamaah haji tengah berjalan kaki untuk melakukan wukuf di Padang Arafah sehingga setiap hari raya Idul Adha, kiswah Ka'bah lama telah berganti dengan yang baru.
Kiswah yang lama tidak dilelang atau dibagikan kepada jamaah haji, melainkan segera disimpan di museum kedutaan-kedutaan Arab Saudi di berbagai negara.
Mengunjungi pabrik tempat pembuatan kiswah membuka cakrawala bahwa penutup Ka'bah yang berukuran 6,3 meter x 3,3 meter itu bukan sekadar penutup biasa.
Di balik kaligrafi indah ayat-ayat Al-Quran dan Asmaul Husna (nama-nama Allah) dengan khat (aksara) Tsulutsi, ternyata ada ratusan seniman dengan keahlian khusus di bidang sulam dan kaligrafi yang berkolaborasi melakukan kerja-kerja manual dengan tangan secara mendetail.
Khat Tsulutsi adalah aksara atau font Arab paling tua, paling bagus, dan rumit.
Butuh proses panjang atau sekitar 8 sampai 10 bulan untuk menuntaskan seluruh bagian dari satu kiswah itu.
Setidaknya ada lima bagian kain kiswah Ka'bah yang disiapkan. Empat di antaranya untuk penutup empat sisi Ka'bah dan satu bagian untuk tirai pintu Ka'bah.
Semakin mendekat dengan khat atau aksara emas pada kiswah Ka'bah akan semakin jelas bahwa setiap baris dan titik memiliki cerita dan sentuhan khas tersendiri karena masing-masing ditulis dengan cara dan keahlian yang spesifik. (ant)