Prodi Antropologi UGM Masuk Peringkat 51 Dunia

Kampus UGM (ANTARA/Luqman Hakim)--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Prodi Antropologi dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) telah mencapai prestasi luar biasa dengan masuk dalam peringkat 51 dunia, berdasarkan Quacquarelli Symonds World University Rankings by Subject 2024.

Dalam pernyataannya di Yogyakarta seperti dikutip Jambi Ekspres melalui ANTARA, Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Profesor Setiadi, menyatakan kebanggaannya atas pencapaian ini.

Dia menekankan bahwa jarang sekali program studi (prodi) di Indonesia yang bisa mencapai peringkat 100 besar dunia, sehingga pencapaian Prodi Antropologi UGM menjadi sangat berarti.

Menurut Profesor Setiadi, Prodi Antropologi UGM layak mendapat tempat di peringkat tersebut karena produktivitasnya yang tinggi dalam publikasi dan kolaborasi riset di tingkat internasional.

Dia juga menyoroti tradisi ilmiah yang mengesankan dari prodi ini, dengan riset-risetnya yang dipublikasikan dan berkolaborasi dengan berbagai negara.

Dia menambahkan bahwa keunggulan prodi ini juga terlihat dalam bidang kerjasama pertukaran dosen dan mahasiswa dengan negara-negara di Eropa dan Asia, yang memberikan nilai tambah bagi pengalaman belajar mahasiswa.

Profesor Setiadi menegaskan bahwa keberhasilan Prodi Antropologi UGM mencapai peringkat 100 besar dunia tidak terlepas dari penilaian yang ketat terhadap aspek akademik, publikasi, jumlah sitasi, dampak, dan kualitas lulusan.

Dia juga menyampaikan bahwa dukungan dari FIB UGM, termasuk dana riset, peluang kerjasama, dan fasilitasi pengembangan SDM, sangat mendukung kemajuan prodi ini menuju tingkat internasional.

Dari sisi SDM, Profesor Setiadi mengungkapkan bahwa saat ini Prodi Antropologi memiliki lima guru besar, 11 dosen bergelar doktor, dan empat dosen sedang menempuh pendidikan doktoral.

Dia berharap bahwa pada awal tahun 2025, seluruh dosen Antropologi akan memiliki gelar doktor.

Terkait dengan upaya meningkatkan publikasi riset, FIB UGM telah secara konsisten memberikan dana hibah penelitian kepada semua dosen dalam lima tahun terakhir.

Profesor Setiadi juga menjelaskan bahwa fokus hibah penelitian saat ini adalah pada pendanaan riset kolaboratif internasional, nasional, dan antar-universitas. (*)

Tag
Share