Cerita SAH Tentang Sungai Yordan, Laut Mati dan Danau Galilea
Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi Dr. Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM ketika memberikan sambutan dalam sebuah acara di salah satu masjid di Kota Jambi.--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO- Terdapat analogi menarik tentang Infaq, Zakat dan Sadaqah yang disampaikan Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi Dr. Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM. Analogi itu tentang fakta aliran air laut mati dan Danau Galilea di Israel yang sama - sama berasal dari aliran Sungai Yordan di Kerajaan Yordania.
Menurut Anggota DPR RI ini meski berasal dari mata air yang sama, yaitu Sungai Yordan, tapi karakteristik alam antara laut dan danau satu kawasan tersebut amat berbeda.
Danau Galilea berair tawar, penuh dengan kehidupan ikan dan manusia, disekelilingnya penuh dengan tumbuhan, pepohonan bahkan areal pertanian yang subur.
Namun sebaliknya Laut mati kebalikannya, berair asin tandus, tak ada ikan yang hidup, panas dan pesisirnya hanya gurun pasir yang luas.
Perbedaan ini menurut SAH dikarenakan Danau Galilea mengalirkan kembali aliran yang ia terima dari Sungai Yordan, sehingga mampu menjadi penghidupan bagi hewan dan tumbuhan dan masyarakat sekitar.
Karena aliran air dari danau Galilea ini masyarakat sekitar bisa bertani, berternak dan menghidupkan pariwisata sebagai sumber ekonomi.
Tapi, sebaliknya, Laut Mati merupakan cekungan laut yang tidak memiliki aliran kemanapun sebagai tempat keluar air.
Sehingga sendimen atau endapan air tawar yang dibawa Sungai Yordan lambat laun menjadi asin sehingga tak mampu memberi kehidupan bagi hewan, tumbuhan apalagi untuk manusia.
Memaknai hal ini SAH yang memaknainya dalam rejeki yang terima manusia dalam kehidupan.
Rejeki yang diterima agar mampu memberi kehidupan harus dialirkan kembali dalam bentuk Zakat, Infaq dan Sadaqah agar mampu menjadi harta yang bersih dan menyenangkan bahkan menyehatkan dalam kehidupan.
"Jika kita melihat pelajaran dari Laut Mati dan Danau Galilea kita bisa memetik suatu pelajaran, bahwa hidup harus berbagi kepada sesama, rejeki yang kita peroleh harus dialirkan kembali agar bisa menghidupkan, " jelas bapak beasiswa Jambi itu memetik pelajaran.
Dalam hal inu SAH mengatakan bersedekah merupakan sisi lain dari keseimbangan kesalehan dalam Islam. Ada kesalehan ritual, yang diwujudkan dalam ibadah wajib sehari-hari.
Demikian pula kesalehan sosial yang bisa diwujudkan dengan rasa kepedulian kita kepada sesama.
"Rasulullah SAW adalah teladan kedermawanan. Terutama kedermawanan beliau di bulan Ramadhan Jika kita memiliki harta dan ingin bersedekah sunnah hendak membelanjakan (infaq) untuk orang lain," ungkapnya saat memberi tausiyah dalam pengajian, Jumat malam (10/5) kemarin.