Generasi Milenial Bisa Berkontribusi di Ekonomi Digital
Tangkapan layar slide presentasi peneliti di Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia I Dewa Gede Karma Wisana dalam acara daring bertema “Mewujudkan Indonesia Emas Melalui Generasi Milenial dan Zilenial” yang diadakan Dinas Pem--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Peneliti di Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) I Dewa Gede Karma Wisana mengemukakan bahwa generasi milenial dan Z bisa berkontribusi dalam ekonomi digital atau bahkan ekonomi secara umum di Indonesia.
Generasi milenial, yakni mereka yang lahir pada rentang tahun 1981-1996, sementara zilenial (Z) yaitu kelahiran tahun 1997-2012.
"Mereka adalah pengguna atau konsumen internet terbesar sehingga harusnya ini bisa menjadi kontribusi juga yang besar bagi ekonomi digital atau ekonomi secara umum di Indonesia," ujar dia dalam acara daring di Jakarta, Selasa.
Salah satu bentuk kontribusi mereka, yakni dalam bentuk inovasi dan wirausaha. Wisana menuturkan generasi muda saat ini sangat terbuka peluangnya untuk membuka bisnis yang berbasis teknologi atau "start-up".
BACA JUGA:Kapolri Minta Jajaran Tingkatkan Kinerja
BACA JUGA:Bebas, Pegi Pulang ke Cirebon
Mereka, kata dia, dapat menciptakan aplikasi-aplikasi teknologi dan digital. Kemudian berusaha menciptakan lapangan usaha bahkan nilai tambah untuk berkontribusi pada perekonomian dengan memproduksi barang dan jasa yang tidak hanya laku di pasar domestik tetapi juga internasional.
Di sisi lain, mereka juga memiliki peran-peran lain dalam ekonomi, seperti berkontribusi di pasar tenaga kerja atau di dunia internasional dengan berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi internasional. Misalnya menjadi diaspora.
"Tetapi yang menarik sekarang adalah landasan atau pemicu utamanya, kita bisa mulai dari teknologi," kata Wisana.
Menurut dia, generasi milenial dan Z perlu meningkatkan kemampuan di bidang digital melalui pendidikan serta pengembangan keahlian. Generasi sekarang perlu mengubah sedikit atau banyak paradigma belajarnya, yakni dengan menumbuhkan kebutuhan untuk belajar mandiri.
"Dengan segala macam informasi yang ada secara daring, kita perlu fleksibilitas, kemudahan untuk terus meng-'update'
pengetahuan dan keahlian. Jadi penting untuk memiliki semangat pendidikan berkelanjutan," kata dia.
Dia menambahkan bahwa generasi milenial dan zilenial sangat mahir memanfaatkan aplikasi atau platform untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian. (ant)