Progres Tol Baleno Jambi sudah 91,03 Persen, Pengerjaan Rigid Tersisa Sekitar 800 Satu Bulan Jelang Target

Rabu 31 Jul 2024 - 05:49 WIB
Reporter : Andri Briliant Avolda
Editor : Adriansyah

Pada Selasa, 60 orang yang berlatar akademisi, praktisi, PPK Dinas PUPR pemda serta mahasiswa dibawa mengunjungi langsung tol Baleno 3.

Mereka melihat langsung material geofoam yang relatif baru dan jarang digunakan di Indonesia untuk menangani tanah labil.

Untuk kunjungan geofoam itu, kata Arief, merupakan saran dari Kepala BPJN Jambi. Dimana dilakukan semacam transfer ilmu kepada stakholder terkait itu.

BACA JUGA:Anggaran Tol Jambi-Rengat Rp 7,6 T, Hutama Karya Ajukan PMN 2025 Rp 13,86 T

BACA JUGA: Tol Baleno 3 Sudah 85,2 Persen, Siapkan Interchange Pile Slab 200 Meter

60 orang peserta itu dibawa menggunakan Bus AKAP, mereka berasal dari pejabat lapangan BPJN Jambi, PPK lainnya, ada juga Dinas PUPR Provinsi, Universitas Batanghari, Universitas Jambi ada dari Himpunan Pengusaha Jalan Indonesia.

"Nanti bisa digunakan di jalan nasional provinsi. Ini baru pertama kegiatan "Sharing Session" karena ini teknologi baru dan juga di Indonesia masih jarang, apalagi di Jambi baru pertama kali, apa salahnya kita sharing knowledge," ujarnya.

Sementara itu, salah seorang peserta yang ikut dalam sharing session ini, Akademisi Universitas Batanghari, Asmuni Yatub mengapresiasi ide penggunaan geofoam dan "Sharing Session" yang diinisiasi BPJN Jambi ini.

"Untuk di Jambi merupakan sesuatu yang baru, teknologi dan inovasi baru dan pembangunan jalan. Dan mungkin kedepannya bukan hanya untuk jalan sama, lantaran geofoam bisa dimanfaatkan untuk hal lainnya. Seperti tembok penahan tanah yang berfungsi menahan beban timbunan sesuai fungsi mengurangi beban tanah," ucap pria yang juga Wakil Ketua Pengembang Jalan Indonesia Provinsi Jambi ini.

BACA JUGA:Lalu Lintas Dialihkan ke Frontage Road 200 M Selama Pekerjaan di Exit Tol Baleno Seksi 3

BACA JUGA:Jalan Tol dengan Investasi Fantastis Rp10 Triluliun Sepi Aktivitas Penggunanya, Kok Bisa?

Ia menilai metode pembangunan ini, setelah dijelaskan oleh pihak ahlinya, bisa digunakan pada jalan-jalan nasional, provinsi atau kabupaten nantinya. 

"Karena kita tahu lahan di bagian Timur Provinsi Jambi lahannya tanah lunak, jadi untuk membuat jalan itu salah satu solusi dibandingkan mortar. Karena mortar lebih lama prosesnya.

Geofoam ini fabrikasi dan pemasangan bisa lebih cepat, seperti panjang 6 meter, 1 kali pasang sudah 6 meter kubik. Ini salah satu solusi," ucap Asmuni.

Sebelumnya, Kepala Satker PJBH Benny Crhistiawan mengatakan geofoam merupakan metode  penggunaan kali kedua untuk pembangunan jalan tol di Indonesia.

Jalan tol pertama yang menggunakan geofoam adalah jalan tol Cileunyi–Sumedang–Dawuan (Cisumdawu).

Kategori :

Terkini

Minggu 24 Nov 2024 - 21:26 WIB

Tinjau Proyek Museum Candi

Minggu 24 Nov 2024 - 21:24 WIB

Segera Kordinasi Forkompimda

Minggu 24 Nov 2024 - 21:23 WIB

Chelsea Pertahankan Peringkat Ketiga