MUARASABAK, JAMBIEKSPRES.CO–Musim kemarau yang berlangsung sejak beberapa waktu lalu membuat Bupati Tanjung Jabung Timur, Romi Hariyanto, semakin waspada.
Para camat di lingkungan Pemkab Tanjabtim diminta untuk tidak meninggalkan tempat dalam rangka mengatasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Instruksi tersebut disampaikan langsung melalui percakapan via handy talky. Romi hanya mengizinkan camat keluar dari wilayah kecamatan untuk keperluan yang sangat mendesak.
BACA JUGA:Harganas, Bupati dan Ketua PKK Tanjabbar Berikan Apresiasi
BACA JUGA:Bupati Romi Perjuangkan Hak Pengelolaan Gas 5 MMBTU untuk BUMD Tanjabtim
"Jika tidak ada hal yang sangat mendesak, seluruh camat tidak boleh meninggalkan tempat. Potensi karhutla harus segera diatasi secara terukur dan terkoordinasi," kata Romi, yang langsung disambut dengan kata ‘siap pak’ oleh para camat secara bergantian.
Sebagai wilayah yang didominasi gambut, Tanjabtim memang tergolong rawan terjadinya karhutla.
Musim kemarau menyebabkan penurunan debit air dan mengeringnya sebagian sumber mata air tanah, yang membuat petugas sering mengalami kesulitan dalam melakukan pemadaman saat terjadi kebakaran.
BACA JUGA:Wabup Tanjabtim Minta Agar Dana Desa Perlu Intervensi Stunting
BACA JUGA:Wabup Tanjabtim Konvergensi Stunting Lintas Sektoral ke Nipah Panjang
Oleh karena itu, Pemkab Tanjabtim lebih fokus pada upaya pencegahan dan mitigasi.
Dengan kekuatan 1.283 personel yang terkoordinasi lintas sektoral, sejauh ini karhutla di Tanjabtim berhasil ditangani dengan baik tanpa menimbulkan efek asap yang mengganggu.
Kepala BPBD Tanjabtim, Helmi Agustinus, menjelaskan bahwa sejak Februari hingga Juli 2024, sempat muncul 45 hotspot yang tersebar di sejumlah kecamatan.
Namun, semua hotspot tersebut berhasil diatasi.
BACA JUGA:Siaga Karhutla 2024, Tanjabtim Bersiap Hadapi Musim Kemarau