Kemudian niatkan aktif di medsos untuk memperbanyak teman, memperkaya jaringan, dan berbagi informasi yang bermanfaat. Kita bisa membuat konten-konten menarik untuk mengasah kreativitas, memuaskan hasrat belajar dalam banyak hal, dan nikmati hasilnya untuk kepuasan batin.
Jangan jaim di depan kamera, termasuk menyiapkan segala properti pendukung untuk menciptakan kesan wah di layar. Berlakulah senatural mungkin agar tak terbebani untuk memainkan peran yang diskenariokan. Berakting apa adanya seperti gaya keseharian akan lebih membuat nyaman bagi pemeran dan tidak membosankan bagi penonton.
Hindari terlalu pamrih untuk memperoleh apresiasi dalam bentuk "suka', "bagikan" atau "berlanggaan" untuk akun medsos kita, apalagi mengemis untuk mendapatkan itu semua. Berkarya saja dengan tulus, bila banyak disukai audiens itu rezeki. Jika belum, minimal produktif dalam menghasilkan karya itu merupakan prestasi, yang membuat kita pantas bersenang hati. Pandailah mengapresiasi diri sendiri, apabila dirasa tak gampang menggapai penghargaan dari orang lain.
Menjadikan medsos sebagai ladang kebajikan dengan memanfaatkan jejaring sosial itu untuk menebarkan berbagai kampanye kebaikan, semisal peduli lingkungan, pelindungan satwa, donasi kemanusiaan, pembelajaran gratis dan lain sebagainya. Perluas orientasi moneteisasi bahwa keuntungan tidak selalu berupa uang, melainkan menularkan hal-hal yang berfaedah dalam rangka menabur karma baik.
Ketika kita telah mengubah orientasi dalam bermedia sosial, maka menekuni profesi (sampingan) kreator konten tak lagi menjadi beban oleh berbagai tuntutan pihak eksternal. Puaskan dengan berkarya, semata untuk membuat diri merasa berharga dan bermakna bagi banyak orang. (ant)