JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengintegrasikan materi tentang perubahan iklim dalam kurikulum merdeka untuk memantik aksi nyata siswa agar bergerak secara kolektif mengatasi permasalahan lingkungan.
Ketua Tim Kerja Kurikulum, Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek Nur Rofika Ayu Shinta Amali dalam diskusi yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, menyampaikan pentingnya memberi pemahaman secara holistik kepada siswa bahwa isu lingkungan juga terkait dengan ekonomi, sosial, dan kesejahteraan peradaban manusia.
BACA JUGA:Kemendikbud Ajak Generasi Muda Bijak Bermedsos untuk Hapus Kekerasan
BACA JUGA:Anggaran Kemendikbudristek 2025 Fokus pada Kesejahteraan dan Kebutuhan Guru
"Selama ini perubahan iklim hanya dianggap isu saintifik, yang kaitannya hanya dengan IPA saja. Kita membangun pemahaman di dalam kurikulum merdeka secara lebih holistik, dengan harapan di akhir mereka dapat berbagi melakukan aksi kolektif sehingga bisa melakukan perubahan secara sistemik sebagai warga negara," katanya.
Rofika menegaskan apabila guru dan siswa telah memahami materi tentang perubahan iklim secara holistik, maka mereka akan terdorong untuk melakukan perubahan secara kolektif.
"Jadi yang kita dorong adalah siswa dan para pemangku kepentingan di sekolah untuk memahami secara utuh apa itu perubahan iklim. Kita mendorong mereka melakukan aksi nyata untuk mengubah kebiasaan sesuai dengan mitigasi, adaptasi, dan perilaku rendah karbon," paparnya.
Ia mengemukakan integrasi materi perubahan iklim dalam kurikulum merdeka tersebut tidak berupa beban, mata pelajaran, atau materi terpisah, tetapi memasukkan materi ke dalam proses pembelajaran yang memang sudah ada sebelumnya.
BACA JUGA: Kemendikbudristek Perkuat Gerakan Sekolah Sehat
BACA JUGA:Kemendikbudristek Perkuat Pencegahan Kekerasan Seksual di Sekolah
"Kurikulum intrakurikuler yang kita integrasikan ke dalam capaian pembelajaran tentang iklim itu di mata pelajaran yang relevan seperti IPA, Biologi, Geografi, dan mata pelajaran lainnya," ucapnya.
Sedangkan untuk kokurikuler, lanjut dia, yakni dalam proyek penguatan profil pelajar Pancasila yang dalam penyampaiannya dikemas dalam tema-tema.
"Ada satu tema yang sangat relevan dengan isu lingkungan yaitu gaya hidup berkelanjutan. Itu akan kita dorong di semua sekolah yang telah menggunakan kurikulum merdeka," ujar dia.
Selain itu, Kemendikbudristek juga mengintegrasikan materi tentang iklim ke dalam ekstrakurikuler seperti pramuka melalui penghargaan kalpataru.
"Kemudian, melalui budaya sekolah. Saat ini jumlah sekolah adiwiyata yang menjadi program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di seluruh Indonesia sudah cukup tinggi, maka kita integrasikan ke budaya sekolah dan mendorong sekolah adiwiyata sebagai champion di lapangan untuk pendidikan perubahan iklim," tuturnya.