Masalah Kesehatan Seksual dan Reproduksi Masih Sering Diabaikan

Sabtu 24 Aug 2024 - 08:59 WIB
Editor : Adriansyah

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Kesehatan seksual dan reproduksi seringkali menjadi topik yang diabaikan dalam pembicaraan publik, seringkali dibatasi oleh stigma dan tabu yang membuat banyak orang enggan untuk membahas atau memeriksakan kesehatan seksual mereka. 

Menurut survei dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), indeks pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja di Indonesia hanya mencapai 53,4 persen. 

Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman menyeluruh mengenai kesehatan seksual dan reproduksi masih sangat rendah, padahal pengetahuan tersebut penting untuk mencapai kesejahteraan hidup yang optimal.

“Masalah kesehatan seksual dan reproduksi seringkali dianggap hanya mencakup penyakit menular seksual saja. Padahal, masalah ini bisa dialami oleh siapa saja tanpa memandang gender atau usia. Kurangnya pengetahuan dan anggapan tabu mengenai kesehatan seksual menyebabkan pemahaman di masyarakat masih minim. Akibatnya, penanganan medis seringkali terlambat dan dapat memperburuk kondisi,” ujar dr. Monica C. Dewi, Medical Manager Halodoc, dalam keterangan pers yang diterima.

BACA JUGA:Fasilitasi 110 Ribu Lowongan Kerja

BACA JUGA:Hamas dan Jihad Islam Tetapkan Syarat

Berikut ini adalah beberapa masalah kesehatan seksual dan reproduksi yang perlu mendapat perhatian lebih. Pertama endometriosis: Ini adalah kondisi medis di mana jaringan endometrium, yang biasanya melapisi bagian dalam rahim, tumbuh di luar dinding rahim, seperti di ovarium, saluran tuba, atau organ panggul lainnya. Gejala umum dari endometriosis meliputi nyeri haid yang hebat, pendarahan di luar siklus menstruasi, nyeri saat berhubungan seksual, perut terasa kembung, serta darah pada urin. Beberapa wanita juga dapat mengalami keluhan seperti diare, konstipasi, mual, hingga infertilitas. Endometriosis memerlukan penanganan medis yang tepat agar tidak mengganggu kualitas hidup.

Kedua vaginismus: Kondisi ini ditandai dengan pengencangan otot-otot di sekitar vagina secara tidak sadar saat terjadi penetrasi seksual. Penderita vaginismus seringkali mengalami nyeri saat berhubungan seksual disertai perasaan sesak, serta sensasi terbakar atau menyengat. Kondisi ini dapat sangat mengganggu kehidupan seksual dan emosional seseorang, dan memerlukan penanganan khusus untuk mengatasi ketegangan otot yang tidak diinginkan.

Ketiga disfungsi Ereksi: Masalah ini ditandai dengan kesulitan untuk mempertahankan atau mencapai ereksi yang cukup untuk hubungan seksual. Berdasarkan Jurnal Ilmiah Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sekitar 35,6 persen pria mengalami disfungsi ereksi. Survei Global Study of Sexual Attitudes and Behaviors mengungkapkan bahwa 78 persen pria yang mengalami disfungsi seksual tidak mencari bantuan medis. Penyebab disfungsi ereksi seringkali berkaitan dengan kondisi medis seperti penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, serta masalah psikologis seperti kecemasan atau depresi.

Keempat varikokel: Varikokel adalah kondisi di mana terjadi pelebaran pembuluh darah balik (vena) di dalam kantung pelindung testis (skrotum). Sekitar 15 persen pria dewasa dan 20 persen remaja pria mengalami varikokel. Gejala umum meliputi rasa sakit seperti terpukul benda tumpul saat berdiri dan ukuran testis yang tidak sama. Varikokel dapat menyebabkan kemandulan atau penurunan kualitas sperma, sehingga penting untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Kelima Penurunan Libido: Turunnya gairah seksual (libido) pada pria maupun wanita dalam jangka panjang bisa menjadi indikasi adanya penyakit serius seperti diabetes atau penyakit jantung, yang mempengaruhi aliran darah ke organ seksual. Penurunan libido juga dapat dikaitkan dengan stres atau depresi. Mengabaikan masalah ini dapat mempengaruhi kualitas hidup dan hubungan pribadi seseorang.

Dr. Monica menekankan pentingnya pencegahan dan penerapan gaya hidup sehat dalam menjaga kesehatan seksual. “Pemeriksaan kesehatan secara rutin sangat penting untuk mendeteksi masalah kesehatan seksual sejak dini. Halodoc menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan yang dapat dilakukan secara home care, termasuk check-up pranikah dan skrining penyakit menular seksual,” jelasnya.

“Halodoc terus berkomitmen untuk memperluas akses konsultasi dengan dokter spesialis terpercaya untuk memberikan rekomendasi penanganan yang tepat dan memastikan bahwa masyarakat mendapatkan informasi yang akurat serta layanan kesehatan yang berkualitas,” tutup dr. Monica. (ant)

 

Kategori :