Narasi Seputar Bunuh Diri Perlu Diubah untuk Pencegahan yang Lebih Efektif

Selasa 10 Sep 2024 - 22:33 WIB
Reporter : Muhammad Akta
Editor : Muhammad Akta

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Dokter spesialis kejiwaan dari Rumah Sakit (RS) Soeharto Heerdjan, Willy Steven, mengungkapkan bahwa perubahan narasi mengenai bunuh diri sangat penting untuk pencegahan.

Hal ini sesuai dengan tema Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia 2024 yang disampaikan oleh WHO, yaitu "Changing the Narrative on Suicide."

Dalam siaran pers yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan di Jakarta, Selasa, Willy menjelaskan bahwa banyak orang menganggap berbicara tentang bunuh diri sebagai hal yang tabu.

BACA JUGA:Polresta Bengkulu Gelar Olah TKP Kasus Pembunuhan Warga Jambi

BACA JUGA:Tersangka Pembunuh Ina Dilimpahkan ke Jaksa

Anggapan ini sering kali dianggap akan menambah beban pikiran dan memperburuk kondisi seseorang yang sudah berpotensi melakukan bunuh diri.

"Padahal, membuka percakapan tentang bunuh diri dapat membantu seseorang merasa dipahami dan didengar, sehingga mereka mungkin merasa lebih baik dan tidak merasa sendirian dalam masalahnya," kata Willy.

Willy menambahkan bahwa memahami masalah sejak awal memungkinkan penanganan yang lebih cepat dan efektif.

Hal ini juga membuka peluang bagi orang lain untuk membantu dan mendampingi mereka yang membutuhkan dukungan.

Bunuh diri memiliki dampak besar, tidak hanya pada individu yang bersangkutan tetapi juga pada lingkungan sekitar, komunitas, keluarga, serta aspek ekonomi dan finansial.

Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun sekitar 700 ribu orang di seluruh dunia meninggal akibat bunuh diri.

"Biasanya, untuk setiap kasus bunuh diri, ada sekitar 20 kali percobaan bunuh diri. Jadi, jika terdapat 1.000 kasus bunuh diri, terdapat sekitar 20 ribu percobaan bunuh diri," ujarnya.

Willy juga mencatat bahwa kasus bunuh diri tidak hanya tinggi di negara-negara maju, tetapi juga di kawasan Asia Tenggara.

Sekitar sepertiga dari korban bunuh diri adalah orang-orang dalam rentang usia produktif, yaitu 15-29 tahun.

Depresi adalah pemicu utama bunuh diri, namun faktor lain seperti gangguan kesehatan mental, utang, penyakit kronis, konflik, kekerasan, dan kelompok populasi berisiko juga berkontribusi.

Kategori :

Terkini

Minggu 22 Dec 2024 - 21:23 WIB

Kualam Diduga Jadi Korban Malpraktik

Minggu 22 Dec 2024 - 21:23 WIB

Jangan Takut Melapor

Minggu 22 Dec 2024 - 21:19 WIB

Berandalan Bermotor Kembali Berulah