PONTIANAK, JAMBIEKSPRES.CO-Ani Sofian, Penjabat Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mengatakan bahwa perayaan Hari Kue Bulan, yang jatuh pada tanggal 15 bulan ke delapan menurut kalender lunar Tionghoa, merupakan cerminan kekayaan budaya di Pontianak.
Dalam acara yang digelar oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT) Kota Pontianak, Ani Sofian menyampaikan apresiasi mendalam terhadap pelaksanaan perayaan ini.
BACA JUGA:Lestarikan Budaya, Tanah Periuk Gelar Kenduri Swarnabumi
BACA JUGA:Gamelan Punya Kedekatan Budaya Dengan China
“Acara ini adalah bentuk nyata dari pelestarian tradisi budaya di kota kita yang multikultural. Kami sangat menghargai perayaan ini sebagai bagian penting dari keberagaman masyarakat Pontianak,” ujarnya di Pontianak, Senin.
Ia juga menambahkan bahwa perayaan Hari Kue Bulan berfungsi sebagai simbol persatuan dan keharmonisan antar etnis yang telah lama terjalin di Pontianak.
“Perayaan ini tidak hanya menunjukkan kekayaan budaya tetapi juga kerukunan masyarakat kota,” paparnya.
Ani Sofian menegaskan bahwa Pemerintah Kota Pontianak akan terus mendukung acara-acara budaya yang memperkuat identitas kota sebagai tempat yang inklusif dan toleran.
BACA JUGA:Prioritaskan Aspek Lingkungan dan Budaya Revitalisasi KCBN Muarajambi
BACA JUGA:Pelestarian Sejarah dan Budaya Islami dalam Pekan Museum Siginjei 2024 di Gentala Arasy
“Acara ini merupakan kesempatan penting untuk mempererat hubungan sosial dan memperkuat persaudaraan antar warga,” tambahnya.
Dia berharap MABT terus mengadakan kegiatan budaya untuk melestarikan tradisi.
“Pontianak memiliki beragam adat dan budaya, dan kami memberikan dukungan penuh untuk setiap usaha pelestarian. Kami ingin Pontianak dikenal sebagai kota yang kaya budaya dan kreatif, serta berkontribusi pada ekonomi kreatif,” tutur Ani Sofian.
Kue Bulan, sebagai salah satu makanan khas Tionghoa, diakui oleh Ani Sofian sebagai potensi oleh-oleh kuliner yang menarik bagi pengunjung Kota Pontianak.
BACA JUGA:Kolaborasi Seniman dan Maestro Senandung Jolo untuk Merawat Ekosistem Budaya dan Pewarisan
BACA JUGA:Ada Kelas Budaya Tibet Sekali Seminggu di Sekolah
“Jika dikemas dengan baik dan variatif, Kue Bulan dapat menjadi oleh-oleh yang sangat menarik,” katanya.
Kue Bulan sendiri dikenal dengan berbagai rasa dan isian, seperti kuning telur, kacang merah, kacang hijau, dan buah-buahan, dan merupakan penganan tradisional yang memiliki banyak makna sejarah dan budaya. (*)