Bergantung Pada Cuaca, Bisa Satu Hari Atau Lebih di Tengah Laut

Selasa 17 Sep 2024 - 21:02 WIB
Editor : Adriansyah

Meraih Berkah Tuna di Kampung Nelayan Modern Samber-Binyeri

Tiupan angin sepoi-sepoi malam yang ditingkahi gelombang laut perairan Biak, Papua, mencapai setengah meter menjadi teman bagi setia Ortisan Meokbun, nelayan di Kabupaten Biak Numfor.

---

BEGITULAH keseharian Ketua Kelompok Nelayan "Rasiarbori" yang beranggotakan seratusan nelayan orang asli Papua di Kampung Nelayan Modern (Kalamo) Desa Samber-Binyeri, Distrik Yendidori, Kabupaten Biak Numfor, untuk pergi mengarungi perairan laut Biak, memancing ikan tuna.

Keadaan cuaca di perairan Biak dengan tiupan angin kencang bagi sebagian besar nelayan yang lepas tali di Dermaga Kalamo Samber-Binyeri tidak menjadi penghalang untuk pergi melaut dan menjalani pekerjaan sebagai nelayan ikan tuna.

Pergi melaut bagi kelompok nelayan Samber-Binyeri bisa satu hari atau lebih di tengah laut, bergantung dengan keadaan cuaca, hingga mereka membawa pulang hasil tangkapan berupa ikan tuna.

BACA JUGA:Gubernur Al Haris: Pengaturan Transportasi Batubara Jadi PR bagi Pemerintah

BACA JUGA:Bangsa Keturah

Semangat nelayan Kalamo Samber-Binyeri di Kabupaten Biak Numfor adalah wujud dari upaya pemerintah untuk terus meningkatkan hasil laut nelayan orang asli Papua (OAP), dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam kelautan dan perikanan yang dimiliki oleh daerah setempat.

Program itu bertujuan untuk mengangkat perekonomian atau pendapatan keluarga nelayan, dengan memanfaatkan fasilitas perikanan, berupa pasar modern yang telah dibangun oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Kalamo Samber-Binyeri itu diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 23 November 2023 dan kini menjadi tempat khusus bagi 207 kepala keluarga, khususnya 177 rumah tangga keluarga yang berprofesi sebagai nelayan, untuk hidup lebih sejahtera.

Kampung nelayan Samber-Binyeri hingga saat ini menjadi tempat bergantung hidup bagi nelayan OAP dan menjadi sumber pendapatan ekonomi bagi keluarga nelayan.

Sebelumnya, nelayan lokal di wilayah itu harus menjual hasil tangkapan ikan tuna ke pasar ikan tradisional yang jaraknya sekitar 20 kilometer dari pusat Kota Biak.

Karena lokasinya yang sangat jauh, hal itu telah berdampak pada pendapatan dari nelayan karena mereka harus mengeluarkan biaya tambahan untuk kebutuhan transportasi menjual ikan ke pasar.

Penjualan ikan nelayan Kalamo Samber-Binyeri di pasar ikan tradisional, yakni di Kelurahan Fandoi Biak Kota, tidak menentu, karena tergantung dengan jenis ikan dan besar kecilnya ukuran, dengan nilai penjualan di kisaran Rp500 ribu hingga Rp750 ribuan per hari.

Kategori :