JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO–Dalam satu dekade terakhir, perkembangan pendidikan di Indonesia telah mengalami transformasi besar, dengan fokus pada akses yang lebih luas dan merata, terutama bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menyediakan berbagai program beasiswa untuk mendekatkan mimpi anak-anak Indonesia kepada kenyataan.
Program-program beasiswa seperti Program Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI), dan Beasiswa Indonesia Maju (BIM) menunjukkan komitmen nyata pemerintah untuk memastikan setiap anak di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pendidikan berkualitas.
BACA JUGA:Perkuat Dukungan untuk Ekonomi Hijau melalui Dana Pendidikan dan Beasiswa STEM
BACA JUGA:Kemenag Luncurkan Beasiswa Non-Degree untuk Santri Studi di Luar Negeri
Hingga Maret 2024, PIP telah menjangkau lebih dari 9,7 juta siswa dari jenjang SD hingga SMA/SMK.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim melaporkan bahwa hingga 23 November 2023, penyaluran PIP telah mencapai 100 persen dari target, yaitu 18.109.119 penerima.
Kemendikbudristek menargetkan penyaluran PIP sebanyak 17,9 juta pelajar setiap tahun dengan anggaran sebesar Rp9,7 triliun.
Tahun ini, sasaran ditambah dengan 567.531 pelajar SMA dan 99.104 pelajar SMK, serta peningkatan bantuan dari Rp1.000.000 menjadi Rp1.800.000 per pelajar.
“Dengan semangat Merdeka Belajar, kami terus memperkuat kolaborasi dan gotong royong dengan pemerintah daerah dan satuan pendidikan untuk memastikan bantuan PIP tepat sasaran dan efektif,” ujar Menteri Nadiem.
BACA JUGA:Cek Data Penerima, Penyaluran Beasiswa Dumesake Bergeser September
BACA JUGA:Penyaluran Beasiswa Tetap Agustus, Proses Pengecekan Sempat Terkendala Teknis
Selain PIP, KIP Kuliah yang diluncurkan sejak 2021 telah menjangkau 101.000 mahasiswa hingga pertengahan 2024, atau 50 persen dari total kuota 200.000 mahasiswa.
Kepala Puslapdik Adhika Ganendra menyatakan bahwa KIP Kuliah membantu siswa dari keluarga kurang mampu untuk masuk perguruan tinggi negeri.
Data menunjukkan bahwa 42 persen alumni Bidikmisi atau KIP Kuliah memiliki IPK antara 3,50 hingga 3,75, dan 28 persen memperoleh IPK antara 3,75 hingga 3,99.
Prestasi akademik mahasiswa penerima KIP Kuliah terus meningkat, dengan contoh seperti Iva Roudhotul Rohmah dari ITN Malang yang lulus dengan IPK 3,94 dan Dhea Arviana Wijianti dari Universitas Jember dengan IPK 3,99.
Selain itu, Nahdiyah dari UPN "Veteran" Yogyakarta dan Yusril Sahendra dari Universitas Teuku Umar juga menunjukkan prestasi luar biasa.
Program Beasiswa Indonesia Maju (BIM) juga memberikan dampak signifikan, terutama bagi pelajar yang melanjutkan studi di luar negeri. Pada 2024, BIM mencakup 1.587 penerima untuk jenjang S-1, terdiri dari 744 mahasiswa dalam negeri dan 843 di luar negeri, serta 223 untuk S-2 dalam negeri dan 57 di luar negeri.
Syarifah Luthfiah Quraisy, penerima BIM, menyatakan bahwa program ini membantu mewujudkan mimpinya untuk menjadi dokter dan meringankan beban keluarganya.
Nizam Zulfi Zakaria dari Universitas Brawijaya juga merasakan manfaat besar dari program ini.
Berbagai program beasiswa pemerintah ini membuktikan komitmen nyata dalam menyediakan akses pendidikan tinggi dan mendukung mimpi anak-anak Indonesia untuk meraih cita-cita mereka. (*)