JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan literasi finansial di kalangan masyarakat, dengan fokus khusus pada mahasiswa di seluruh Indonesia. Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang manfaat dan risiko yang berkaitan dengan penggunaan keuangan digital, sebuah aspek yang semakin penting dalam kehidupan sehari-hari.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto, Hasan Fawzi, menekankan bahwa generasi Gen-Z perlu memiliki pengetahuan yang mendalam tentang cara menggunakan platform keuangan digital dengan bijak.
"Sebagai generasi yang tumbuh dalam era digital, mereka harus memahami cara memanfaatkan teknologi ini dan juga menyadari risiko yang mungkin muncul dari penggunaannya," ujarnya.
BACA JUGA:OJK Jambi Minta Bank Awasi Rekening Dicurigai Terafiliasi Judi Online
BACA JUGA:OJK Ungkap Nilai Perputaran Ekonomi Industri Halal Indonesia Capai Rp36 Triliun
Hasan menjelaskan bahwa risiko yang berkaitan dengan keuangan digital dapat dikelola dengan lebih baik jika individu mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
"Penting untuk melindungi data pribadi dan keuangan kita. Menggunakan mekanisme keamanan yang kuat dan mampu mengenali berbagai bentuk penipuan di platform digital adalah hal yang esensial," tambahnya dalam keterangannya di Jakarta, pada Minggu.
OJK juga telah mengembangkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan inovasi dan literasi keuangan digital.
Salah satunya adalah penyusunan dan sosialisasi modul tentang Literasi Keuangan Digital untuk masyarakat umum.
Selain itu, OJK mendirikan Fintech Center sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah inovasi di sektor keuangan, serta memperkenalkan regulatory sandbox yang memungkinkan konsultasi terkait inovasi teknologi keuangan.
BACA JUGA:OJK Jambi Catat 14.099 Pembukaan Rekening Simpanan Pelajar
BACA JUGA:OJK Minta Bank Tingkatkan Due Diligence untuk Cegah Transaksi Judi Daring
"Potensi inovasi di sektor keuangan tidak ada habisnya. Mahasiswa, sebagai bagian dari Gen-Z, memiliki pola pikir yang kreatif dan semangat kewirausahaan yang tinggi. Kami percaya bahwa kemampuan ini dapat membawa perubahan positif yang signifikan bagi sektor keuangan, sekaligus berperan dalam menciptakan sistem keuangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan," ujar Hasan.
Program OJK Mengajar menjadi salah satu sarana untuk memberikan edukasi tentang potensi dan risiko layanan serta produk keuangan digital kepada mahasiswa.
OJK berharap para mahasiswa tidak hanya menjadi pengguna yang cerdas tetapi juga dapat menjadi penggerak dalam meningkatkan literasi keuangan digital di lingkungan mereka.
"Kami ingin mereka bisa menyebarkan pengetahuan yang didapat kepada teman-teman dan komunitas mereka," tuturnya.
Kegiatan ini sejalan dengan komitmen OJK untuk berkontribusi dalam menciptakan industri jasa keuangan yang kompetitif secara global dan memperkuat peran sektor keuangan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
BACA JUGA: OJK Ungkap Kerugian Investasi Ilegal Capai Rp603,9 Miliar pada 2023
BACA JUGA:OJK Pantau Dampak Volatilitas Ekonomi Global Terhadap Stabilitas Keuangan Domestik
Hasan menekankan bahwa pendidikan dan pemahaman yang baik mengenai keuangan digital akan menjadi kunci untuk membangun masa depan yang lebih aman dan berdaya saing bagi generasi muda.
Dengan langkah-langkah ini, OJK berharap bahwa mahasiswa akan siap menghadapi tantangan dan peluang di era digital, menjadikan mereka bukan hanya konsumen yang cerdas, tetapi juga inovator di dunia keuangan. (*)