Media di Aceh pun ramai. Debat seru: soal melewati tujuh hari atau tidak. Tujuh hari kerja atau hari kalender. Kalau didasarkan hari kerja tidak bisa dianggap telat. Kecuali dihitung dari tujuh hari kalender.
Sabtu dan Minggu harus dianggap bukan hari kerja. Tapi ada yang menganggap Sabtu-Minggu adalah hari kerja. Buktinya anggota KIP tetap bekerja di hari Sabtu dan Minggu.
Kini persoalan itu dibawa ke komisi etik. Mungkin hari ini putusannya. Kalau saja Bustami dianggap tidak memenuhi syarat berarti Muzakir Manaf akan melawan kotak kosong.
Muzakir dicalonkan oleh Partai Aceh -- wadah para tokoh GAM. Bustami diusung oleh Partai Nasdem-nya Surya Paloh --baca: Surya Paluh, yang berasal dari kampung Paloh di Aceh.
Nasdem memang berhak mengusung calon gubernur tanpa perlu koalisi dengan siapa pun. Di Pemilu lalu Nasdem berhasil dapat 10 kursi di DPR-Aceh. Naik drastis. Dari hanya tiga kursi di periode sebelumnya.
Itulah hasil konkret dari Anies Effect. Gara-gara Nasdem mencalonkan Anies Baswedan di Pilpres barusan, perolehan kursinya melonjak tinggi.
Kursi Partai Aceh sendiri juga naik. Tambah dua kursi. Dari 18 ke 20. Di Pemilu sebelum-sebelumnya Partai Aceh mengalami penurunan terus menerus. Dari puncaknya, 29 kursi, ke 18. Baru kali ini naik lagi sedikit menjadi 20.
Tiga tahun sebelum Pemilu ini Partai Aceh memang serasa oposisi. Rakyat senang. Yakni sejak gubenur asal GAM terakhir habis masa jabatan. Digantikan tentara --sebagai pejabat sementara. Ia seorang mayor jendral. Asal Palembang. Pernah menjadi Pangdam Aceh.
Partai Aceh tidak mendukung penjabat gubernur itu. Begitu masa satu tahun lewat, tidak diperpanjang. Partai Aceh menentang perpanjangan. Partai Aceh mengusulkan Sekda waktu itu, Bustami, diangkat jadi pejabat gubernur.
Setelah menjadi penjabat gubernur Bustami punya sikap baru: ingin maju jadi cagub. Pun setelah tahu bahwa Partai Aceh akan mengusung mantan panglimanya, Muzakir Manaf. Bustami pun diangkut oleh Nasdem melawan partai yang mengusulkannya sebagai Pj gubernur.
Begitulah politik. Pun di Aceh.
Siapa pun yang terpilih kelak, kelihatannya Aceh belum akan punya pemimpin yang istimewa. Yakni yang bisa memajukan Aceh secara nyata. Kecuali pemimpin baru nanti memang siap keluar dari kebiasaan lama yang biasa-biasa saja.
Di Aceh mantan GAM selalu memenangkan Pilgub. Termasuk saat calonnya hanya dua pasang, dua-duanya dari GAM. Waktu itu Muzakir Manaf kalah dari lawannya yang juga dari GAM, Irwandi Yusuf. Kini Irwandi mendukung Muzakir Manaf.
Aceh rupanya juga mirip provinsi lain: menjelang Pilgub ini tidak banyak heboh-heboh. Tenang. Aman. Warung-warung kopi penuh sesak. Pilkada enak digosipkan tapi tidak dipertentangkan.(Dahlan Iskan)