Kebiasaan Cuci Vagina dengan Sabun Khusus Menjadi Pemicu Utama Keputihan

Sabtu 19 Oct 2024 - 18:33 WIB
Reporter : Muhammad Akta
Editor : Muhammad Akta

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO–Dr. Leo Simanjuntak, Sp.OG, dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari Universitas Sumatera Utara, menyatakan bahwa salah satu penyebab utama keputihan, terutama yang disebabkan oleh bacterial vaginosis (BV), adalah kebiasaan mencuci bagian dalam vagina menggunakan sabun khusus.
"Vagina sebenarnya memiliki mekanisme pembersihan alami, sehingga membersihkan bagian dalam dengan sabun tidak diperlukan, bahkan berisiko mengganggu keseimbangan bakteri di dalamnya," kata Leo dalam konferensi pers bersama Yakult pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Bidan 2024 di Jakarta yang dikutip dari Antara.

BACA JUGA:Kebiasaan yang Perlu Dihindari untuk Mencegah Kanker Payudara

BACA JUGA:Mitos Seputar Kanker Akibat Minum Kopi dan Kebiasaan Rebahan
Menurutnya, kebiasaan mencuci bagian dalam vagina, terutama dengan sabun khusus, dapat mengganggu keseimbangan flora alami vagina. Vagina yang sehat didominasi oleh bakteri baik, yaitu lactobacillus, yang mencapai hingga 90 persen.

Namun, jika bakteri jahat lebih banyak berkembang, seperti bakteri anaerob, hal ini bisa menyebabkan keputihan yang mengganggu.
Leo juga menjelaskan bahwa perawatan vagina sebaiknya hanya dilakukan di area luar dengan menggunakan air bersih.

"Membersihkan bagian dalam vagina hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis dengan metode yang tepat," jelasnya.
Dia menyarankan agar penggunaan bahan alami seperti air daun sirih lebih aman jika ingin menjaga kebersihan vagina, namun pembersihan rutin dengan air bersih dan mandi secara teratur sudah cukup untuk menjaga kesehatan organ tersebut.
Keputihan, menurut Leo, bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
1. Bacterial vaginosis (BV), yang menyebabkan keputihan berwarna putih keabuan dengan bau amis.
2. Infeksi jamur (candidiasis vulvovaginosis), yang ditandai dengan keputihan kental, bergumpal, dan rasa gatal.
3. Trichomoniasis, yang ditandai dengan keputihan berbusa dan sensasi terbakar.

BACA JUGA:Kebiasaan Mengonsumsi Garam Dapat Tingkatkan Risiko Gagal Ginjal

BACA JUGA:Hentikan Kebiasaan Mengukur Kebahagiaan Berdasarkan Standar Oang Lain
Keputihan yang tidak ditangani, terutama pada ibu hamil, bisa berisiko menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur, sehingga penting untuk segera mendapatkan penanganan yang tepat jika mengalami gejala tersebut. (*)

Kategori :

Terkini

Minggu 22 Dec 2024 - 22:54 WIB

Dewan Ingatkan BKPSDM

Minggu 22 Dec 2024 - 22:52 WIB

Sekda Buka Rakor Natura

Minggu 22 Dec 2024 - 22:51 WIB

Pendaftaran P3K Dibuka Akhir Desember

Minggu 22 Dec 2024 - 22:49 WIB

134 Personil Amankan Natura

Minggu 22 Dec 2024 - 22:48 WIB

Konflik Lahan Berakhir Damai