JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Organisasi lingkungan hidup WALHI memberikan saran terkait pengurangan sampah dalam program penyediaan makan siang bergizi gratis bagi siswa sekolah.
Manajer Kampanye Polusi dan Keadilan Perkotaan WALHI, Abdul Ghofar, mengingatkan bahwa pelaksanaan program tersebut dapat meningkatkan jumlah sampah kemasan dan sisa makanan jika tidak disertai dengan sistem pengelolaan sampah yang baik.
“Untuk mengurangi timbulan sampah, siswa sebaiknya digerakkan untuk membawa tempat makanan dan minuman sendiri. Kemandirian ini dapat terwujud melalui edukasi yang tepat,” ujarnya kepada ANTARA.
BACA JUGA:BPOM dan Badan Gizi Nasional Siap Monitor Program Makan Gratis
BACA JUGA:Penguatan Kompetensi Desa Dukung Implementasi Makan Gratis
Abdul Ghofar juga mengusulkan agar penyedia jasa katering menyediakan wadah makanan dan minuman yang dapat digunakan ulang bagi siswa.
Ia menambahkan bahwa sekolah memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah sisa makanan.
“Potensi sampah sisa makanan yang tinggi bisa diantisipasi dengan memisahkan sampah organik dan membangun sarana pengolahan seperti lubang kompos atau biodigester,” jelasnya. Hasil kompos bisa dimanfaatkan untuk pemupukan taman atau kebun sekolah.
Ia menekankan pentingnya pemerintah menyiapkan pelaksanaan program makan siang bergizi gratis secara matang, mulai dari penyiapan bahan pangan hingga penanganan pasca-konsumsi.
Hasil evaluasi uji coba program yang telah dilakukan beberapa bulan terakhir bisa menjadi masukan untuk menentukan menu, distribusi, penyajian, dan strategi pengolahan sampah.
“Pemerintah juga harus melibatkan stakeholder daerah, seperti dinas lingkungan hidup, dalam menyiapkan protokol pengelolaan sampah untuk program nasional ini,” tutup Abdul Ghofar. (*)