Namun demikian, sebagai seorang tokoh masyarakat, ia harus arif dan memikirkan segala sesuatunya untuk kebaikan bersama. Dia selalu berkoordinasi dengan Kepala Desa Nurabelen, Lambertus Bura Puka dan Kepala Kampung Siaga Bencana Nurabelen, Niko Kwuta. "Kita semua yakin dengan adat, tetapi adat tidak bisa membatalkan kehendak Tuhan. Bencana tetaplah bencana, kita punya keyakinan, ya tetap keyakinan," tegas Hugo.
Oleh karena itu, kesiapsiagaan terhadap bencana juga terbentuk di Desa Nurabelen. Sebelum adanya instruksi untuk diwajibkan mengungsi ke Desa Lewolaga, Titehena, Kab. Flores Timur, aparat desa setempat sudah melakukan langkah sejak awal dengan mengevakuasi warganya ke balai desa. Aparat Desa Nurabelen juga telah menyediakan sejumlah kendaraan untuk evakuasi masyarakat di balai desa.
Pada saat erupsi susulan yang terjadi pada Jumat (8/11), evakuasi dapat secara cepat dapat dilakukan ke pusat Kecamatan Ilebura, untuk kemudian mendapatkan evakuasi lanjutan dari Tim Pencarian dan Penyelamatan (SAR) gabungan. Tim SAR gabungan yang bertugas mengapresiasi upaya tersebut.
Hugo selaku tokoh masyarakat juga menyambut baik upaya relokasi warga oleh pemerintah. Upaya tersebut merupakan bentuk kehadiran pemerintah untuk membuat warga setempat menjadi nyaman dan tidak dibayang-bayangi rasa takut akan erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
"Masyarakat pasti pindah kalau sudah disiapkan (rumah penggantinya). Tapi yang perlu ditekankan bahwa ritual dan adat ini tidak bisa dilepas. Jadi, program pemerintah tetap kita ikuti, tapi sewaktu-waktu kita akan kembali untuk melakukan ritual yang telah menjadi janji dan sumpah kami, kemudian akan pulang kembali di wilayah yang baru," kata Hugo.
Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan kepada para jajarannya untuk bekerja secara serius dalam upaya penanggulangan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Menindaklanjuti hal itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid telah menyiapkan seluas 50 hektare tanah untuk relokasi korban bencana Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki. Ia juga memastikan bahwa seluruhnya telah disetujui oleh para pemuka adat.
Sementara itu, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menyampaikan pemerintah akan mendirikan sebanyak 1.100 rumah untuk relokasi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di atas lahan seluas 50 hektare tersebut. Pembangunan hunian bagi warga yang terdampak erupsi juga menggunakan teknologi rumah tahan gempa.
Masyarakat Desa Nurabelen di kaki Gunung Lewotobi Laki-laki memang tetap setia menjaga nilai-nilai tradisi melalui ritual yang diwariskan leluhur. Namun demikian, mereka juga tidak ragu menerima dukungan pemerintah untuk relokasi ke tempat yang lebih aman. Mereka tak hanya menjaga warisan leluhur, tapi juga melindungi kehidupan generasi mendatang dari ancaman alam yang tak terduga. (ant)