MANCHESTER - Manchester City mungkin harus menunggu hingga tahun depan untuk menentukan bagaimana nasib mereka di ajang Liga Inggris. Pasalnya, 115 dakwaan pelanggaran Financial Fair Play (FFP) yang dituduhkan kepada kampiun tujuh kali itu kini kembali mencuat ke permukaan dan membuat geger dunia sepakbola Eropa.
Dilansir dari Daily Mail, Liga Inggris dan Man City baru-baru ini sepakat untuk menentukan tanggal persidangan terhadap dugaan pelanggaran keuangan mereka di hadapan panel independen. Sidang itu dijadwalkan akan digelar musim gugur 2024 mendatang.
Saat dimintai keterangan, kedua belah pihak, baik Liga Inggris maupun Man City sama-sama menolak untuk memberikan penjelasan terhadap pengumuman yang menggemparkan itu.
Dapat dipahami bahwa keduanya melakukan proses persidangan dengan merahasiakan pernyataan dari para saksi dan staf internal. Kemungkinan besar strategi itu akan tetap dilakukan hingga persidangan dimulai.
Jika persidangan dilakukan tepat pada waktunya, besar kemungkinan putusan akan selesai pada musim panas 2025 mendatang. Namun, ada kans untuk membuat pengadilan ini bisa mundur lebih jauh. Apabila salah satu pihak menganggap hasil putusan tidak sesuai yang mereka inginkan, maka skenario banding yang berlarut-larut bisa saja terjadi.
Bahkan jika perlu, Man City bisa saja mencari jalan alternatif untuk meringankan dakwaannya. Mereka bisa saja mengajukan banding ke Court of Arbitration for Sport, tempat mereka berhasil membatalkan larangan bermain di Liga Champions yang ditetapkan UEFA di masa lalu.
Tuduhan 115 pelanggaran FFP yang dilakukan Man City merupakan akumulasi dari penyelidikan Liga Inggris selama 14 tahun, dimulai dari musim 2009-2010 hingga tahun seterusnya. Tuduhan itu mencakup klaim atas pelaporan keuangan dan kurangnya kerja sama dengan penyelidikan Liga Inggris yang pertama dibuka pada 2018 silam. Pihak Man City saat itu menyangkal melakukan semua dakwaan tersebut.
Apabila terbukti bersalah, hukuman berat bakal menanti klub yang bermarkas di Etihad Stadium tersebut. Kemungkinan terburuk, mereka bisa saja terdegradasi dari kasta tertinggi Liga Inggris.
Menanggapi kasus yang dialami timnya, pelatih Man City, Pep Guardiola menyebut bahwa semua pihak di luar klubnya ingin melihat mereka dihukum atas tuduhan tersebut.
"Kami tidak bersalah sampai kesalahan (kami) terbukti. Saya tahu orang-orang menginginkan (Man City dihukum). Saya tahu, saya merasakannya. Saya akan menunggu dan melihat, dan setelah hukuman selesai kami akan datang ke sini dan menjelaskannya,” kata Pep sebelum hasil imbang kontra Liverpool pekan lalu.
Meskipun Man City dinyatakan bersalah dan terdegradasi ke divisi bawah, Pep mengatakan bahwa dia akan tetap setia melatih bersama klub asal Manchester itu.
"Tentu saja, saya tidak akan mempertimbangkan masa depan saya (jika) bergantung di sini atau berada di League One (kasta ketiga Liga Inggris). Ada lebih banyak peluang untuk bertahan jika kami berada di League One dibandingkan jika kami berada di Liga Champions,” imbuh Pep.
Sementara itu di lain pihak, kasus serupa juga didapat klub merseyside biru, Everton. Sebulan sebelum pengumuman persidangan Man City, tepatnya awal November, mereka diganjar hukuman pengurangan 10 poin karena dianggap melanggar peraturan keuangan. Hingga saat ini, mereka masih mengajukan banding.(jpg)