JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Akademisi dan sosiolog dari Universitas Syiah Kuala (USK) Yuva Ayuning Anjar menekankan pentingnya Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital, untuk memperkuat perlindungan data pribadi warga negara Indonesia (WNI).
Hal ini bertujuan agar aktivitas sosial masyarakat di dunia digital tetap terlindungi.
Yuva menjelaskan, saat ini banyak aplikasi legal yang digunakan oleh masyarakat dalam aktivitas sosial, namun beberapa di antaranya disusupi iklan-iklan negatif, seperti judi daring, yang bisa membahayakan.
Menurutnya, di aplikasi seperti Telegram, banyak pengguna tiba-tiba tergabung dalam grup judi daring tanpa sepengetahuan mereka.
“Itu artinya ada data pribadi pengguna yang bocor,” ungkap Yuva.
Dia menambahkan, paparan iklan-iklan negatif tersebut dapat mengubah perilaku masyarakat. Rasa ingin tahu yang tinggi membuat masyarakat terkadang tanpa sadar mengakses situs atau konten yang tidak diinginkan. "Masyarakat terkadang mengakses situs legal, namun disusupi iklan judi daring yang mengarahkannya ke hal-hal yang lebih berbahaya," ujarnya.
Yuva, yang juga Kepala Program Studi Departemen Sosiologi USK, mengingatkan bahwa kebocoran data pribadi ini merupakan pekerjaan rumah besar bagi pemerintah dan pihak berwenang.
Oleh karena itu, permasalahan tersebut harus segera diatasi dengan pendekatan yang masif dan berkesinambungan, sebagaimana upaya pemberantasan judi daring. (*)