LONDON - Manajer baru Leicester City, Ruud van Nistelrooy, memulai langkahnya dengan membuat berbagai perubahan pada klub guna menjawab tantangan besar mempertahankan posisi Leicester di Liga Premier Inggris.
Saat ini, The Foxes berada di peringkat ke-16, hanya unggul satu poin dari zona degradasi setelah menderita tiga kekalahan beruntun di liga.
Mantan striker Manchester United yang ditunjuk pada Jumat (29/11) untuk menggantikan Steve Cooper, menyaksikan dari tribun saat Leicester kalah 1-4 dari Brentford pada Sabtu (30/11), kemudian langsung bertemu para pemain keesokan harinya.
“Itu adalah hal pertama yang harus dilakukan,” kata Van Nistelrooy dikutip dari ESPN.
“Minggu adalah kali pertama saya di sini. Saya bertemu pemain dan membahas situasi serta tantangan yang kita hadapi, juga apa yang perlu dilakukan untuk keluar dari situasi ini.”
Pelatih asal Belanda itu menambahkan bahwa meski waktu persiapannya sangat singkat, ia sudah mulai membuat perubahan kecil.
“Dalam dua hari, sulit untuk membuat banyak perubahan, tetapi kami telah memulai dari aspek gaya bermain, sesi latihan, dan struktur. Secara bertahap, kami membangun fondasi untuk tim yang sangat termotivasi agar bisa bersaing di liga ini,” ujarnya.
Leicester menghadapi jadwal berat di Desember, termasuk laga melawan Brighton & Hove Albion, Newcastle United, Liverpool, dan Manchester City.
Leicester yang pernah meraih kejayaan dengan memenangi Liga Premier pada 2016, terdegradasi pada 2023 sebelum kembali promosi di bawah manajer Enzo Maresca. Van Nistelrooy mengungkapkan bahwa Maresca, yang juga mantan rekan setimnya di Malaga, memiliki pengaruh besar dalam keputusannya menerima pekerjaan ini.
“Enzo adalah teman baik dan mantan rekan setim. Ketika saya berbicara dengannya, dia sangat positif tentang Leicester. Itu memberikan kesan pertama yang sangat baik,” ungkap Van Nistelrooy.
Van Nistelrooy sebelumnya melatih PSV Eindhoven pada 2022, dan baru-baru ini menjadi pelatih interim di Manchester United. Dalam waktu singkat, ia berhasil mencatatkan tiga kemenangan dan satu hasil imbang di semua kompetisi, yang disebutnya memberikan dampak besar pada profil kariernya.
“Setelah pertandingan-pertandingan itu, tiba-tiba ada banyak perhatian dan tawaran yang muncul. Saya terkejut, tetapi itu memberikan peluang untuk memilih jalan karier berikutnya,” katanya.
Van Nistelrooy juga bercanda tentang rekor Premier League-nya yang dipecahkan oleh striker Leicester, Jamie Vardy, yang mencetak gol dalam 11 pertandingan berturut-turut pada 2015.
“Itu masalah, tentu saja, karena dia memecahkan rekor saya,” katanya sambil tersenyum. “Itulah yang pertama kali saya katakan kepadanya: ‘Dengar, kita punya masalah besar yang harus diselesaikan sebelum kita bisa mulai bekerja bersama.’”
Laga melawan West Ham United pada Selasa (3/12) akan menjadi ujian pertama bagi manajer berusia 48 tahun tersebut.(ant)