Derap Pembangunan dan Konservasi Gajah Bertemu di Tol Permai (2/Habis)
Terowongan gajah dipandang sebagai salah satu cara adaptasi menyikapi kenyataan pembangunan akan terus berjalan, yang memang perlu diseimbangkan dengan upaya konservasi konsisten.
----
KEBERADAAAN terowongan gajah Tol Permai akan memastikan koneksi antar kantong gajah tidak terputus, terbukti ketika gajah liar beberapa kali melintas sejak peresmian tol pada 2020.
Ruang untuk perbaikan masih dapat dilakukan terutama dalam bentuk perawatan tanaman pakan di sekitar titik-titik terowongan gajah, untuk memastikan terowongan itu tetap berjalan sesuai fungsinya sebagai jalur alternatif gajah liar.
Dengan demikian terowongan gajah di Tol Permai membuktikan bahwa gema pembangunan yang bergaung di seluruh negeri dapat bersinergi dengan upaya berbagai pihak menjaga keutuhan keanekaragaman hayati Indonesia.
BACA JUGA:Tol Solo-Jogja Segmen Klaten-Prambanan Target Operasional Lebaran
BACA JUGA:Pembangunan Tol Palembang-Jambi Tahap 2 Dimulai, Wilayah Muba Jadi Titik Awal
Lima Terowongan Khusus Gajah
Tol Pekanbaru-Dumai (Permai) menjadi istimewa karena mempunyai terowongan underpass perlintasan gajah pertama di Indonesia. Tol Permai sepanjang 131,5 km ini pun telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (25/9/2020).
Jalan tol Pekanbaru-Dumai ini menjadi istimewa karena selain diperuntukkan bagi kendaraan roda empat, disediakan pula lima perlintasan Underpass Perlintasan Gajah (UPG) di sepanjang Tol Perkanbaru-Dumai.
Jalan tol ini memang melewati habitat gajah di Kabupaten Bengkalis. Underpass disiapkan agar jalur jelajah gajah tidak terputus, dengan demikian biodiversity Sumatra akan terpelihara. Untuk merancang jalur perlintasan gajah melalui underpass tersebut, Hutama Karya berkoordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.
Adapun underpass perlintasan gajah di tol Pekanbaru-Dumai ini, keseluruhannya berada di seksi 4 yaitu Kandis Utara - Duri Selatan dekat dengan Suaka Margasatwa Balai Raja.
Lalu, untuk di seksi 2 yaitu Minas-Kandis Selatan terdapat pula Jembatan Sungai Tekuana yang kerapkali disinggahi oleh 13 gajah Sumatera karena lokasinya yang tidak jauh dari Pusat Konservasi Gajah Minas di Kabupaten Siak.
Melindungi masa depan "Datuk Godang" di Bumi Lancang Kuning