Sinergi Perkuat Pendidikan Bermutu dan Inklusif

Rabu 18 Dec 2024 - 20:55 WIB
Editor : Adriansyah

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO–Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat mengajak sinergi semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, keluarga, dan masyarakat, untuk mewujudkan pendidikan bermutu dan inklusif di Indonesia. 

Sinergi ini dianggap penting dalam membangun sistem pendidikan yang berdaya saing dan berkeadilan.

Atip menyampaikan hal itu dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, dan menekankan pentingnya kembali ke pondasi pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pendidikan berkualitas untuk semua.

“Kita harus kembali ke fondasi pendidikan yang berfokus pada pendidikan bermutu untuk semua. Ini bukan hanya cita-cita, tetapi kewajiban kita bersama untuk membangun bangsa yang berdaya saing,” ujarnya.

Selain membahas sinergi, Atip juga menyoroti perlunya perubahan paradigma pendidikan dari konsep schooling (bersekolah) menjadi learning (belajar). Menurutnya, sekolah adalah salah satu sarana belajar, namun bukan satu-satunya tempat belajar yang efektif.

BACA JUGA:Indigenisasi Pendidikan Bisa Dilakukan Seiring Majunya IPTEK

BACA JUGA:Tekankan Urgensi Riset Berbasis Pertanyaan untuk Kemajuan Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia

"Pendidikan sejatinya adalah proses belajar sepanjang hayat yang melibatkan semua aspek kehidupan, terutama peran keluarga," jelasnya.

Atip juga menekankan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama dalam membentuk karakter anak. Kebiasaan positif yang ditanamkan di lingkungan rumah memiliki dampak signifikan dalam membentuk karakter anak secara berkelanjutan.

Sebagai bagian dari upaya membangun karakter anak, Wamendikdasmen mengumumkan rencana deklarasi Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang akan dilakukan pada 27 Desember mendatang.

Tujuh kebiasaan tersebut meliputi bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat dan istirahat dengan cukup

"Ini adalah langkah awal yang penting dalam membangun karakter anak sejak dini, dimulai dari lingkungan keluarga sebagai pendidikan pertama mereka," ujar Atip.

Ia berharap kebiasaan ini dapat diterapkan secara konsisten untuk membentuk generasi penerus yang berkarakter, disiplin, dan memiliki semangat belajar yang tinggi.

Dengan semangat kolaborasi, Wamendikdasmen berkomitmen untuk terus memperjuangkan pemerataan akses pendidikan berkualitas dan mendukung lingkungan belajar yang inklusif.

Sinergi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat diharapkan mampu mendukung penerapan kebiasaan tersebut dan membentuk generasi yang memiliki karakter kuat dan siap menghadapi berbagai tantangan masa depan. (ant)

Kategori :