Tak Semua Siap Mendidik Anak Jika Ramadhan Diliburkan

Selasa 14 Jan 2025 - 20:15 WIB
Reporter : Muhammad Akta
Editor : Muhammad Akta

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO –Kepala Pusat Riset Pendidikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Trina Fizzanty, mengungkapkan bahwa tidak semua keluarga siap memberikan pendidikan yang optimal kepada anak-anak mereka jika pemerintah memutuskan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar selama bulan Ramadhan.

Menurut Trina, meskipun ada usulan untuk meliburkan sekolah selama Ramadhan, pelaksanaan pendidikan di rumah dapat menimbulkan tantangan bagi orang tua yang belum siap.

"Kita belum memiliki program masyarakat yang dapat memberikan pendidikan terkait keagamaan atau sosial, selain pendidikan formal di sekolah," ujar Trina saat dihubungi ANTARA di Jakarta.

Trina mengingatkan bahwa tantangan ini sudah terbukti selama pandemi COVID-19, ketika pembelajaran jarak jauh dilakukan secara mendadak.

BACA JUGA:Libur Lebaran, Volume Sampah di Sarolangun Meningkat

BACA JUGA:Libur Lebaran, KCBN Candi Mauro Jambi Jadi Destinasi Wisata Unggulan

Tidak semua orang tua memiliki kemampuan atau sumber daya yang cukup untuk mendampingi anak-anak mereka menjalani proses belajar yang efektif dari rumah.

Kondisi ini, menurutnya, perlu diperhatikan saat membahas opsi libur sekolah selama bulan puasa.

Meski demikian, Trina menyarankan agar proses pembelajaran tetap dilanjutkan selama Ramadhan, tetapi dengan pendekatan yang lebih fleksibel.

Dia mendukung penurunan intensitas pembelajaran kognitif untuk memberikan ruang bagi anak-anak dalam menguatkan aspek spiritual mereka selama bulan puasa.

“Saya rasa, tetap ada pembelajaran, hanya intensitasnya bisa dikurangi agar anak-anak bisa fokus memperkuat aspek spiritual mereka,” tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, mengatakan bahwa keputusan mengenai libur sekolah selama Ramadhan masih akan dibahas lebih lanjut antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Agama (Kemenag), dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Abdul Mu'ti mengungkapkan bahwa ada berbagai usulan terkait kebijakan libur sekolah, mulai dari libur penuh, libur sebagian di tanggal tertentu, hingga tidak ada libur sama sekali.

"Usulan-usulan ini merupakan bagian dari aspirasi masyarakat, yang tentunya kami pantau. Partisipasi publik dalam pengambilan kebijakan adalah hal yang sehat dalam sebuah demokrasi," ucap Abdul Mu'ti.

Pembahasan mengenai kebijakan libur sekolah selama Ramadhan menjadi isu yang cukup banyak diperbincangkan di kalangan masyarakat, mengingat kebutuhan untuk menjaga keseimbangan antara kegiatan belajar dan penguatan nilai-nilai spiritual anak-anak di bulan puasa.

Kategori :