JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO–Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat, mengajak para pendidik dan pemangku kebijakan untuk lebih memperhatikan pendekatan deep learning dalam menghadapi tantangan dunia pendidikan di era digital yang berkembang pesat.
Dalam kuliah umum bertajuk “Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Era Digital melalui Pembelajaran Mendalam”, yang diadakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Atip mengungkapkan bahwa pembelajaran tidak bisa lagi hanya berfokus pada penghafalan.
"Kita harus menggali potensi siswa lebih dalam, tidak hanya mengajarkan mereka untuk mengingat, tetapi untuk memahami, menganalisis, dan berinovasi," ujarnya.
Menurut Atip, pendidikan Indonesia perlu melakukan transformasi besar-besaran agar lebih responsif terhadap perkembangan teknologi dan tantangan zaman yang berubah dengan cepat.
BACA JUGA:Mendikdasmen Sebut Deep Learning Kunci untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Era Digital
BACA JUGA:Kemendikdasmen Sebut Sekolah Wajib Umumkan Siswa Penerima Dana PIP
Ia juga mengingatkan pentingnya meningkatkan keterampilan kritis dan kreatif bagi generasi muda yang akan menghadapai berbagai ketidakpastian di masa depan.
"Ke depan, deep learning akan menjadi metode yang bisa membantu anak-anak kita untuk belajar secara lebih aktif, di mana mereka tidak hanya menjadi penerima informasi, tapi juga pengolah informasi itu sendiri," tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Atip juga menyentuh isu lain seperti rendahnya pemahaman literasi dan numerasi di kalangan siswa, serta pentingnya memfasilitasi generasi muda untuk dapat menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam matematika dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Ke depannya, Atip berharap agar sistem pendidikan Indonesia lebih mengutamakan pendekatan yang melibatkan partisipasi aktif dari siswa, dengan peran guru sebagai pembimbing yang mengarahkan, bukan sekadar penyampai materi.
BACA JUGA:Efisiensi Anggaran, Mendikdasmen Pastikan Program Pendidikan Tak Terganggu
BACA JUGA:Mendikdasmen Tanggapi Penolakan Pelajar Papua terhadap Program Makan Bergizi Gratis
Hal ini diyakini dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis dan relevan dengan kebutuhan zaman. (*)