Pemkab Sleman menjadikan program ini untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kopi lokal, khususnya varietas robusta yang banyak dikembangkan di kaki Merapi.
Pemkab Sleman berkomitmen untuk terus mempertahankan dan mengembangkan budi daya kopi lereng Merapi sebagai bagian dari pengembangan ekonomi kerakyatan di Sleman.
Sedangkan dalam upaya pemasaran kopi Merapi, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Sleman menggelar berbagai promosi dan kegiatan untuk mengenalkan nikmatnya kopi Merapi ini.
Salah satu yang telah dilakukan yakni Festival Kopi Merapi di Lapangan Denggung, Sleman, guna lebih mengenalkan komoditas kopi kebanggaan warga Sleman kepada masyarakat yang lebih luas lagi.
Pada Festival yang berlangsung pada 13 hingga 14 Juni tersebut ada sebanyak 5.000 cangkir kopi Merapi yang disediakan 40 pengusaha kopi secara gratis bagi pengunjung yang ingin mencicipi nikmatnya Kopi Merapi.
Kegiatan ini merupakan upaya serta wujud komitmen Pemkab Sleman untuk memberikan wadah dan sarana yang diharapkan mampu mempromosikan kopi Merapi kepada masyarakat luas.
Sehingga kopi yang ditanam di lereng Gunung Merapi tersebut diharapkan bisa semakin diminati para penikmat kopi, dan dapat memberikan manfaat ekonomi kepada para petani dan pelaku usaha kopi yang ada di Kabupaten Sleman.
"Jika kita bicara kopi, di situ ada petaninya, ada pedagangnya, ada baristanya, ada coffee shop-nya, ada pecintanya. Maka kalau ini kita kreasikan dengan baik, kita jadikan ekosistem yang baik, pasti akan manfaat ekonominya," kata Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa.
Ya, hadirnya kopi Merapi menjadi jawaban di tengah ancaman rusaknya lingkungan alam lereng Merapi akibat penggalian pasir.
Saatnya keindahan wisata alam dan nikmatnya seduhan kopi Merapi bersanding untuk kesejahteraan masyarakat. (ant)